Menkeu Sebut Ekonomi Islam Solusi Mengatasi Krisis Keuangan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sistem keuangan Islam atau lebih populer dengan sebutan Keuangan syariah dinilai menjadi salah satu solusi untuk dapat lepas dari krisis ekonomi. Hal itu didasarkan pada pengalaman Indonesia ketika mengalam dampak dari krisis keuangan global pada tahun 2008.
“Menurut Islamic Finance Report, Indonesia menempati ketiga dari total kelembagaan ekonomi syarah. Aset ekonomi syariah Indonesia setara dengan 2,1 persen pangsa pasar dunia, dan keuangan syariah menjadi salah satu solusi saat kita lolos dari krisis ekonomi 2008,” kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dalam Muktamar Ikatan Ahli Ekonomi Islam III berlangsung di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jl. Juanda, Jakarta, Kamis (30/4).
Krisis ekonomi 2008 terjadi karena banyak transaksi yang diselenggarakan tidak menggunakan tunai. Di sisi lain, menurut Bambang, semua transaksi dalam keuangan syariah merupakan transaksi keuangan riil.
Bambang menjelaskan bahwa perekonomian Islam di Indonesia menjalani beberapa fase. Yang paling awal adalah ketika Bank Muamalat didirikan sebagai salah satu tonggak ekonomi syariah di Indonesia.
“Pada 1991, Bursa Efek Indonesia meluncurkan Jakarta Islamic Index,” Bambang menambahkan.
Bambang mengatakan berdirinya Bank Muamalat merupakan salah satu tanda berdirinya korporasi syariah pertama di Indonesia.
Bambang berharap Muktamar III Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) dapat menjadi ajang apresiasi untuk keuangan syariah dalam skala nasional
“IAEI pasti akan memiliki banyak agenda untuk mendukung ekonomi syariah sehingga meningkatan keuangan masyarakat, saya ingin maengapresasi dukungan banyak pihak, semoga acara hari ini dapat berjalan dengan lancar,” kata Bambang.
IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam) adalah organisasi para akademisi dan praktisi untuk melakukan pengkajian, pengembangan, pendidikan, dan sosialisasi ekonomi Islam. IAEI dideklarasikan pada tanggal 3 maret 20024 di kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat.
IAEI didirikan memiliki tujuan membangun jaringan dan kerjasama dalam mengembangkan ekonomi Islam. Beberapa kegiatan yang dikerjakan diantaranya simposium menyusun kurikulum ekonomi syariah untuk program DIII, S1, S2, dan S3 dan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikans dan Kementerian Agama.
Editor : Eben Ezer Siadari
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...