Menko Indroyono: RI Berpeluang jadi Raja Rumput Laut Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, mengatakan Indonesia berpeluang menjadi penguasa pasar rumput laut dunia.
Indroyono meminta kepada kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk mencari investor yang mau mengelola rumput laut di Indonesia.
"Pak Franky (Kepala BKPM, Franky Sibarani) bisa ndak sih datangkan investor buat produk rumput laut. Ini bagus sekali," kata Indroyono saat Rapat Koordinasi Bidang Penanaman Modal BKPM dan Perangkat Daerah Provinsi bidang penanaman modal (PDPPM) Seluruh Indonesia, Senin (23/2) di Ruang Nusantara, Gedung BKPM, Jakarta.
"Mau dong investasi masuk untuk pengolahan rumput laut. Kalau punya teman di Jerman, Kanada, bisa diminta investasi ke sini," lanjut dia yang kebetulan duduk bersebelahan dengan Franky Sibarani.
Indroyono mengaku sedang mendorong investor asing untuk masuk ke Indonesia terkait dengan pengolahan rumput laut. Indroyono menjelaskan hal ini penting karena kebutuhan dunia terhadap rumput laut lebih kurang berkisar 30 hingga 40 juta ton. Sementara itu, ada 500 produk yang dapat dihasilkan dari rumput laut.
“Masalahnya Indonesia masih jualan bahan baku berupa rumput laut kering," kata Indroyono
Indroyono menyebut Indonesia seharusnya bersyukur karena memiliki laut yang luas dan memiliki sumber daya kelautan yang harus dijaga, apalagi sepanjang tahun terkena sinar matahari sehingga rumput laut dapat berfotosintesis dengan baik.
Saat ini, tambah Indroyono, tantangan Indonesia adalah memanfaatkan peluang tersebut untuk menarik investor agar mau membiayai kegiatan-kegiatan usaha pengolahan rumput laut yang selama ini belum digarap secara optimal.
Indroyono menyebut, tahun ini pemerintah menargetkan produksi perikanan budidaya sebesar 31 juta ton. Dari jumlah tersebut, 22 juta ton merupakan rumput laut budidaya. Menurut Indroyono, budidaya rumput laut dengan produksi 22 juta ton bisa menghasilkan sedikitnya Rp 281,6 triliun.
Potensi tersebut, lanjut Indroyono, masih bisa meningkat bila rumput laut dapat diolah menjadi produk yang lebih memiliki nilai ekonomi. Bahkan kenaikannya bisa berkali-kali lipat.
Saat ini, produk rumput laut bubuk banyak dimanfaatkan industri farmasi di seluruh dunia. Tiongkok adalah negara terbesar penghasil bubuk rumput laut, tetapi bahan baku rumput lautnya didatangkan dari Indonesia.
Editor : Eben Ezer Siadari
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...