Menlu Prancis: Indonesia Merupakan Prioritas bagi Prancis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hubungan Indonesia dan Prancis merupakan hubungan yang penting, dan Indonesia selalu diprioritaskan oleh Prancis. Hal ini disampaikan Laurent Fabius, Menlu Prancis saat menggalang kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia, diwakili Menlu Indonesia, Marty Natalegawa pada Kamis (1/8) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Lebih lanjut Laurent mengatakan, Indonesia adalah negara terpenting di kawasan Asia Tenggara sehingga ini merupakan waktu yang tepat.
Senada dengan itu, Marty Natalegawa mengatakan bahwa kemitraan strategis ini dibicarakan lagi antara kedua negara, karena kebijakan strategis di bidang perdagangan ekonomi, perdagangan, dan industri terakhir dibicarakan beberapa tahun yang lalu sebelum Marty Natalegawa dan Fabius menduduki posisi menteri.
“Kunjungan ini memiliki makna lebih dengan adanya Strategic Partnership kedua negara pada tahun 2011 lalu", Menlu Marty menjelaskan.
Tidak dapat dipungkiri, lanjut Menlu Marty, bahwa hubungan kedua negara menjadi semakin penting dari tahun ke tahun. Marty M. Natalegawa menegaskan bahwa dalam pertemuan bilateral dengan Prancis, Indonesia ingin memberi makna pada hubungan bilateral yang lebih erat utamanya di lima bidang yaitu: (1) ekonomi dan perdagangan; (2) pendidikan; (3) pertahanan dan keamanan; (4) sosial budaya; dan (5) pengurangan dampak perubahan iklim.
Menurut Marty Natalegawa ini merupakan upaya konkret memaksimalkan kerjasama bilateral yang pernah ditandatangani antara Presiden SBY dan PM Prancis, François Fillon di Jakarta pada 1 Juli 2011 silam.
Selain itu, kedua Menlu juga bersepakat untuk meningkatkan upaya bersama pada bidang ekonomi dalam menghadapi tantangan regional dan global, dikarenakan setelah kesepakatan bersama pada 2011, setidkanya dicatat ada kemajuan yang cukup signifikan dalam bidang ekonomi. Salah satunya ditandai dengan volume perdagangan RI-Perancis yang telah mencapai USD 3 miliar pada tahun 2011 dan 2012 dengan pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 5,9 % selama periode 2008-2012.
Kemajuan ini memperkuat optimisme kedua negara untuk mencapai target nilai perdagangan sebesar USD 5 miliar pada tahun 2015 sebagaimana disepakati kedua pemimpin pada tahun 2011.
Menlu RI juga mengajak kalangan bisnis Prancis untuk lebih banyak berinvestasi di Indonesia, termasuk di bidang bidang infrastruktur dan energi, terutama energi terbarukan.
Pertemuan bilateral ini telah menghasilkan kesepakatan bersama kedua Menlu. Laurent Fabius mengatakan bahwa sejumlah persetujuan kerja sama RI-Prancis juga telah ditandatangani pada kesempatan kunjungan Menlu Prancis kali ini.
Dalam perjanjian tersebut, selain pada bidang ekonomi juga membahas antara lain adanya nota kesepahaman kerja sama di bidang Pelatihan dan Pendidikan Diplomatik (oleh Menlu RI dan Menlu Prancis), adanya nota kesepahaman termasuk dalam pernyataan deklarasi kehendak (Letter of Intent) mengenai Pelatihan Penterjemah bahasa Prancis-Indonesia dalam bidang diplomasi antara Pusdiklat Kemlu dengan Institute Francaise Indonesie (IFI), penandatanganan nota kesepahaman kerja Sama di bidang Reformasi Birokrasi oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi, dan Duta Besar Prancis untuk Indonesia; nota kesepahaman bersama tentang rancangan kerjasama teknis bidang ilmu pengetahuan dan teknologi antara Menteri Riset dan Teknologi Indonesia dan Duta Besar Prancis untuk Indonesia.
Kunjungan Menlu Fabius ke Indonesia merupakan kunjungan kerja bilateral pertama ke Asia Tenggara sejak menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Perancis tahun 2012. Pada kunjungan kali ini, Menlu Prancis juga akan melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden RI, Menteri Keuangan RI, dan Menteri ESDM RI.
Editor : Yan Chrisna
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...