Menlu: Ukraina Punya Cukup Senjata untuk Serangan Balasan Terhadap Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Ukraina memiliki cukup senjata untuk memulai serangan balasannya terhadap Rusia, dan operasi itu akan memberi negara itu kemenangan yang dibutuhkannya untuk bergabung dengan NATO, kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, kepada Reuters, hari Senin (5/6).
Keanggotaan aliansi militer “mungkin” hanya mungkin bagi Ukraina setelah berakhirnya permusuhan aktif, kata Kuleba dalam sebuah wawancara di Kiev.
Ukraina selama berbulan-bulan melakukan serangan yang akan datang untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia, menggunakan tank, mobil lapis baja, dan artileri yang disumbangkan oleh sekutu Baratnya.
Kuleba tidak mengatakan apakah serangan balasan telah dimulai saat ditanya. Dia menjawab bahwa yang terpenting bukanlah kapan dimulainya, tetapi berakhir dengan kemenangan Ukraina.
Kuleba mengatakan keanggotaan NATO adalah target besar berikutnya dalam agenda Ukraina setelah beberapa sekutunya setuju untuk melatih pilot Ukraina di jet tempur F-16 yang didambakan oleh Kiev. "Kami (sudah) membuka kunci semua senjata.... Tidak ada lagi yang besar untuk diperjuangkan."
“Keanggotaan NATO tidak dapat menghentikan perang ini, tetapi keanggotaan NATO akan menghentikan perang lebih lanjut. Inilah sebabnya mengapa cara terbaik untuk memastikan keamanan di kawasan ini adalah saat Ukraina menjadi anggota NATO,” katanya.
Ukraina Sangat Siap untuk Serangan Balasan
Masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana pasukan Ukraina akan melakukan serangan balasan yang akan datang melawan Rusia, kata jenderal Amerika Serikat pada hari Senin, tetapi dia menyatakan keyakinannya bahwa Kiev telah dipersiapkan dengan baik untuk pertempuran.
“Saya pikir Ukraina sangat siap... Amerika Serikat dan negara-negara sekutu lainnya di Eropa dan benar-benar di seluruh dunia telah memberikan pelatihan dan amunisi, nasihat, intelijen kepada Ukraina,” kata Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley.
Selama wawancara dengan CNN, Milley meramalkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan "hasil apa yang akan terjadi," tetapi mengatakan Ukraina berada dalam perang yang merupakan ancaman eksistensial bagi "kelangsungan hidup" negara itu.
“Dan itu memiliki arti yang lebih besar bagi seluruh dunia, untuk Eropa, benar-benar untuk Amerika Serikat, tetapi juga dunia,” tambahnya.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...