Menpora dan Menag Apresiasi Pramuka Cerminkan Ketakwaan
CIREBON, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sama-sama memberi acungan jempol bagi para peserta Perkemahan Pramuka Penggalang Ma’arif Nahdlatul Ulama Nasional (Pergamanas) karena kegiatan pramuka juga menambah ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berarti hanya satu yang kita takuti yakni kepada Tuhan YME. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia itu mengajarkan kita untuk hidup bertoleransi dan menghargai satu sama lain,” kata Imam Nahrawi saat memberi sambutan di hadapan para peserta Pergamanas di lapangan Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon, Kamis (8/1).
“Pemuda Indonesia saat ini harus menjadi patriot yang sopan dan kesatria, patuh dan suka bermusyawarah, rela menolong dan tabah, rajin, terampil dan gembira, Hemat, cermat, dan bersahaja, disiplin berani dan setia, bertanggungjawab dan dapat dipercaya dan yang lebih penting yakni suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan," Imam melanjutkan.
Menpora Imam Nahrawi dan Menteri Agama Lukman Hakim membuka yang ditandai dengan pemukulan bedug bersama Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU Said Aqil Siroj dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar.
Pada acara tersebut Menpora juga menendang bola yang diarahkan kepada peserta, dan peserta yang bisa menangkap bola akan mendapatkan hadiah dari Menpora. Kemenpora sendiri memberikan bantuan berupa peralatan olahraga.
"Mari kita kembangkan pramuka ke depan, kita harus bisa meneruskan cita-cita KH Hasyim As'ari yang menginginkan Indonesia memiliki generasi muda yang hebat," tambah Menpora.
Perkemahan Regu Penggalang Ma’arif NU Nasional (Pergamanas) digelar mulai dari Rabu (7/1) sampai dengan Senin (12/1) dengan mengambil tema "Bersatu, Berkarya untuk Membangun Karakter Bangsa".
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi peran Nahdlatul Ulama dalam menggerakkan warga dan santrinya untuk mengembangkan wawasan kebangsaan dan patriotieme lewat gerakan pramuka. “Kontribusi pramuka sangat besar dalam mencetak kader pemimpin negara. Banyak pemimpin membawa bekal pendidikan leadership kepramukaan dan berhasil menginternalisasi ajaran pramuka. Mereka dapat mengintegrasikan norma, nilai, dan praktik,” kata Lukman Hakim Saifuddin.
Menurut mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu, pramuka sebagai gerakan cinta Tanah Air menemukan relevansinya dalam konteks globalisasi.
“Gerakan pramuka dapat memelihara dan mengembangkan ke-Indonesiaan kita sampai masa mendatang,” terang Menag.
PP LP Ma’arif NU dalam acara itu juga memberikan penghargaan kepada Tokoh Pendidikan NU yang telah memberikan kontribusi dalam pengembangan pendidikan NU. Di antaranya, KH. Abdul Wahid Hasyim, KH Ahmad Sahal Mahfud, Prof KH Anwar Musaddad, KH Tolhah Mansur, Dr Fahmi Ja’far Saifudin, KH Abdurrahman Wahid, Dr. Jusuf Kalla, KH Said Aqil Siradj, dan Prof. Dr Muhammad Nuh.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siradj mengatakan bahwa ulama terdahulu, menyerap ilmu agama dari Timur Tengah, namun semangat ukhuwah dalam menyikapi kebhinekaan dibangun di Tanah Air. Menurutnya, hubbul Wathon (cinta Tanah Air) menjadi slogan perjuangan para ulama untuk menjaga kebersatuan dalam mengusir penjajah. “Soal Ilmu kita boleh belajar ke Timur Tengah, namun masalah Ukhuwah dan Wathoniyah (patriotisme), mereka harus belajar ke Indonesia,” kata Said.
Wujud sinergitas semangat Islam dan patriotisme itu salah satunya terwujud dari aktifnya siswa madrasah, terutama Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU dalam gerakan pramuka. Ditegaskan Said Aqil, Islam dan semangat kebangsaan tak boleh dipertentangkan. Sinergitas keduanya dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (kemenpora.go.id/kemenag.go.id).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...