Menristek: Produksi Rapid Test 350.000 per Bulan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Indonesia telah mampu memproduksi peralatan rapid test (tes cepat) berbasis antibodi sebanyak 350 ribu unit per bulan, menurut keterangan Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro, beberapa waktu lalu.
Pandemi COVID-19 direspons dengan berbagai upaya inovasi yang oleh Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/ BRIN) membentuk konsorsium riset inovasi.
Beberapa yang dihasilkan adalah membuat Rapid Diagnostic Test, Polymerase Chain Reaction (PCR) Test Kit, dan Ventilator. Dan yang sedang didalami, adalah riset Vaksin Merah Putih.
Produksi rapid test berbasis antibodi dalam beberapa bulan mendatang jumlahnya kemungkinan bertambah mencapai satu juta unit per bulan, kata Bambang Brodjonegoro.
Alat tes cepat deteksi dari COVID-19 yang dinamakan GeNose adalah hasil inovasi dari Universitas Gajah Mada. Alat analisa atau deteksi virus COVID-19 ini menggunakan hembusan napas.
Kelebihan alat ini adalah akurasinya mencapai 97 persen dibandingkan PCR yang merupakan gold standard dan harganya relatif murah. Untuk rapid test berbasis antigen atau rapid swab test dengan teknologi RT Lamp yang dikembangkan oleh LIPI diupayakan selesai pada akhir 2020.
Produk inovasi lain yang sukses diproduksi yaitu PCR test kit hasil kerja sama dengan PT Bio Farma, produksinya sudah mencapai satu setengah juta unit per bulan. Mobile lab BSL 2. sedang dimodifikasi lagi supaya tidak hanya berbentuk kontainer.
Produk ini membantu meningkatkan jumlah testing di berbagai daerah yang mengalami lonjakan kasus. Beberapa rumah sakit sudah memakainya. Sedangkan ventilator sudah diproduksi oleh industri, dipakai di berbagai rumah sakit di Indonesia, dan mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...