Mensos: Keteladanan Pahlawan Tak Cukup Diwariskan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan keteladanan, perjuangan, dan pengorbanan para pahlawan tidak cukup sekadar diwariskan, akan tetapi diintegrasikan dalam proses berpikir dan gerakan.
"Jika diintegrasikan akan menjadi bagian penguat bagaimana kita bisa tangguh ketika menghadapi tantangan apapun di negeri ini," kata dia di Jakarta, Minggu (9/11).
Khofifah mengatakan hal itu, usai melepas konvoi parade kebangsaan dalam rangka peringatan Hari Pahlawan yang diikuti seribuan sepeda motor dan mobil dan sekitar 10.000 orang berasal dari berbagai komunitas.
Konvoi dimulai dari arena Pekan Raya Jakarta di Kemayoran melintasi sejumlah jalan protokol ibu kota dan berakhir di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata.
Khofifah pada kesempatan tersebut, mengatakan hal yang perlu diambil dan dicontoh dari para veteran dan pejuang adalah keteguhan dan daya juang mereka.
Menurut dia, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka peringatan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November, adalah proses mengenang seluruh perjuangan, pengorbanan, dan keteladanan para pahlawan.
Selain parade kebangsaan, sebelumnya Khofifah bersilaturahim dengan veteran dan pejuang eks-Seroja Timor-Timur serta memberikan paket sembako sebagai tali asih.
Dian HP Bawa Lagu Perjuangan
Sebelumnya, pada Sabtu (8/11), komposer kenamaan Indonesia Dian Hadipranowo atau lebih dikenal dengan Dian HP membawakan lagu-lagu bertema semangat perjuangan dalam pertunjukan Alunan Untuk Pejuang di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.
Dalam pertunjukan untuk memperingati hari pahlawan yang jatuh pada 10 November itu, Dian HP membawakan sekitar 16 lagu bertema pahlawan dan perjuangan karya komponis Indonesia seperti Ismail Marzuki, Guruh Soekarno Putra, Harry Roesli, dan lainnya dengan mengajak penyanyi Chandra Satria, Sita Nursanti, Gabriel Harvianto, dan Christine Tambunan.
"Saya mengajak mereka untuk memberikan variasi warna tersendiri dalam lagu-lagu pahlawan yang kami bawakan," kata Dian.
Dian yang mengenakan kebaya berwarna putih dipadukan bawahan kain panjang itu mengaku paling semangat saat membawakan lagu karya Ismail Marzuki yang merupakan idolanya.
"Saya memang mengidolakan Ismail Marzuki," ujar Dian yang melakukan persiapan selama dua minggu itu.
Sejumlah lagu dibawakan secara bergantian dan diakhiri dengan penampilan semua penyanyi dengan membawakan secara medley lagu seperti Bendera, Berkibarlah Benderaku, Merah Putih, Aku Cinta Kau, Jangan Menangis, Gebyar-Gebyar, dan lainnya.
Penonton pun diberikan bendera merah putih dan diajak untuk bernyanyi bersama.
"Sekalian kita cek pembendaharaan lagu-lagu nasionalnya ya. Yang muda-muda kayaknya sudah banyak yang tidak bisa," ujar Gabriel disambut tawa penonton.
Saat pertunjukan usai, penonton yang sudah terbawa suasana pun meminta satu lagu lagi. Akhirnya lagu "Hamba Menyanyi" menutup pertunjukan selama 60 menit itu yang dengan sukses membawa nostalgia pada lagu-lagu nasional.
"Acara seperti ini harus sering karena lagu-lagu nasional dan perjuangan itu liriknya bagus-bagus," kata Sita. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...