Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 19:35 WIB | Jumat, 27 November 2015

Mentan: Sawit Harus Didukung karena Strategis

Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman. (Foto: Melki Pangaribuan)

NUSA DUA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman, mengatakan industri sawit harus didukung karena merupakan komoditas strategis yang menyumbang besar untuk devisa.

"Sawit ini komoditas strategis jadi harus didukung. Sawit telah menyumbang devisa sebesar Rp250 triliun 2014," kata Amran Sulaiman dalam "Indonesian Palm Oil Conference (IPOC)" ke-11 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, hari Jumat (27/11).

Meski merupakan produsen dan pemasok kebutuhan minyak terbesar dunia, ia menyoroti ketidakmampuan Indonesia dalam mengendalikan harga CPO (Crude Palm Oil).

Untuk itu, kata Amran, Indonesia harus memperjuangkan agar berhasil menjadi pengendali harga CPO dunia, sehingga keuntungan yang diraih bisa lebih besar.

"Maka Indonesia sebagai pengekspor CPO utama dunia semestinya bisa mengatur harga sawit. Seperti halnya pengekspor gandum yang bisa mengatur harganya kepada importir, termasuk Indonesia," kata dia.

Ia juga mengajak semua industri sawit dari Indonesia dan Malaysia bekerja sama, apalagi setelah membentuk Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC), untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

Amran menuturkan kelapa sawit memiliki peranan penting untuk kesejahteraan masyarakat petani sebanyak 20 juta orang yang mengelola lahan empat juta hektare.

"Mohon maaf, bukan berarti kami tidak peduli dengan lingkungan. Orang utan saja kita jaga dan mendapatkan perhatian dunia, apalagi petani dan masyarakat sekitar. Cara pandangnya harus kesejahteraan manusia, bukan hanya lingkungan, karena ada saudara-saudara yang diprioritaskan," kata dia.

Indonesia dan Malaysia, ujar dia, juga harus bekerja sama dalam pemenuhan kebutuhan pasar global serta berjuang dalam mengendalikan harga.

Sementara itu, ia memperkirakan produksi CPO pada 2015 sebesar 30 juta ton CPO. Sedangkan untuk serapan biodiesel domestik pada 2016 diperkirakan sebesar 6,8 juta ton untuk program mandatori B15.

Selanjutnya, untuk program B20 dapat menyerap CPO sebesar 13 juta ton.

"Sekarang B15 realisasinya sudah satu juta ton. Ini akan dipercepat. Kalau bisa tujuh juta di 2016. Kita harus bangkit," kata dia. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home