Menteri : 22 % Penduduk Mesir Menderita Hepatitis C
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Sekitar 15 juta orang Mesir menderita penyakit Hepatitis C, atau sekitar 22 persen dari populasi negeri itu, kata Menteri Kesehatan Mesir, Adel Adawy, hari Minggu (3/5) seperti dilaporkan situs berita Mesir, Al Ahram.
Komentar Adawy itu disampaikan pada pembukaan sebuah pabrik dari India yang akan menghasilkan obat untuk menyembuhkan hepatitis C. Obat itu menggunakan bahan aktif farmasi yang sama dengan obat yang disetujui Amerika Serikat, Sovaldi. Sofosbuvir, nama dagang Sovaldi, disetujui di Amerika Serikat pada bulan Desember tahun 2013 dan memasuki Mesir pada Oktober 2014.
BACA JUGA:
- Pecandu Narkotika dengan Jarum Suntik Banyak Tertular Hepatitis
- WHO: Cgah Hepatitis, karena Biaya Pengobatanya Tinggi
Menurut data, penduduk Mesir tahun 2012 mencapai 82,5 juta jiwa. Adawy mengatakan pabrik yang memiliki delapan jalur produksi akan memproduksi setengah juta unit, kata kantor berita negara MENA.
Tahun lalu, Kementerian Kesehatan Mesir menyepakati dengan perusahaan biofarmasi AS, Gilead Sciences, untuk mengimpor obat dengan biaya US $ 900, turun dari biaya di AS sebesar US$ 84.000 untuk perawatan tiga bulan hepatitis C.
Gilead saat dikonfirmasi menandatangani perjanjian lisensi dengan tujuh perusahaan India untuk mengembangkan dan memasarkan obat tersebut, serta mengatakan bahwa mereka dapat mengatur harga, dan menerima transfer teknologi lengkap untuk proses manufaktur mereka.
Mesir memiliki prevalensi tertinggi virus Hepatitis C (HCV) di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Setiap tahun ada 170.000-200,000 kasus HCV baru di Mesir.
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...