Menteri ESDM Beberkan Konfliknya dengan Dirut PLN
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, melayangkan teguran keras kepada Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, dalam acara coffee morning sosialisasi Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025, di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, hari ini (22/7).
Berbicara dalam pembukaan acara yang dimulai pukul 6:30 pagi itu, Sudirman Said antara lain membuka kisah pembangkangan Sofyan Basir yang tidak pernah hadir jika diundang.
"Pak Sofyan tidak hadir ya? Beliau sering tidak datang acara-acara begini, kalau kita melihat saat ini merupakan puncak gunung es atas reaksi Dirut PLN behubungan dengan stakeholder," kata dia.
Sudirman Said menilai Sofyan sering menentang kebijakan ESDM dan hal itu sudah sering ia ingatkan, namun belum berubah.
"Saya perlu menyampaikan hal ini secara terbuka, karena segala macam cara sudah ditempuh, bicara 4 mata sudah, 8 mata sudah, 16 mata sudah, tetapi nothing has change, pesan khusus pada pada pimpinan PLN bukan pada PLN, tidak ada yang salah dengan PLN," kata dia.
Menurut Sudirman Said, penentangan Sofyan Baair terhadap arahan Kementerian ESDM menyangkut keterbukaan PLN terhadap pelaku bisnis kelistrikan lainnya.
"Sejak awal disadari listrik adalah urusan negara, PLN tidak mungkin bekerja sendiri, harus dibuka kesempatan pihak lain. Artinya ruang mesti dibuka untuk seluruh pemain, PLN hanya sebagai salah satu pemain," kata dia.
Sudirman Said mengatakan dirinya sudah mengirim surat kepada PLN dan ditembuskan kepada presiden agar PLN sudi membeli listrik dari swasta.
"PLN belilah setrum bukan beli mesin, artinya apa? Porsi pembangkit secukupnya saja, sisanya diberikan ke swasta, sehingga bebannya terbagi, kecepatan bertambah sehingga proses pembangunan dapat terbagi dengan berbagai macam pihak," kata Sudirman Said.
Ia bahkan meminta PLN mengkaji kembali 10.000 MW yang sudah diberikan, apakah memang realistis.
Di bagian lain, Sudirman juga menegur Sofyan Basir tentang orientasi PLN yang menurut dia, terlalu mementingkan laba.
Menurut Sudirman Said, PLN seharusnya kembali ke misi awal, bahwa "BUMN tidak hanya mengejar keuntungan tetapi juga harus memperhatikan kebutuhan masyarakat, jadi it's totally wrong apabila bolak balik ngomong untung rugi, untung rugi, apalagi di sektor ketenagalistrikan, saya kira pendiri PLN sadar betul, sekarang diukur seperti bank, tidak bisa."
Sudirman mengeluh sudah kehabisan cara untuk dapat mengajak bicara dirut PLN agar tidak lagi menentang kebijakan ESDM.
Kepada salah seorang direksi PLN yang hadir pada kesempatan itu, ia meminta agar pesannya disampaikan kepada Sofyan Basir. "Tolong sampaikan kepada manajemen. Hentikan kebiasan mengontes kebijakan pemerintah, Permen satu kontes, Permen tiga kontes, kontesnya di publik, padahal tidak ada satu pun Permen disusun tanpa PLN," kata dia.
"Jangan mengkontes ibunya, yang menentukan kebijakan itu ESDM, yang satunya (Kementerian BUMN, red) bapaknya yang mengurusi labanya, janganlah mengontes ibunya, durhaka jadinya. Persepsi di publik pasti tidak baik, masa regulator dikontes?"
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...