Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Prasasta Widiadi 15:21 WIB | Kamis, 04 September 2014

Menteri PU Berharap DKI dan Jabar Tidak Krisis Air

Menteri PU Berharap DKI dan Jabar Tidak Krisis Air
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
Menteri PU Berharap DKI dan Jabar Tidak Krisis Air
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan.
Menteri PU Berharap DKI dan Jabar Tidak Krisis Air
Rina Agustin, Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kerja Sama Luar Negeri dan Pola Investasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PU.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pekerjaan Umum (Men PU) Djoko Kirmanto mengharapkan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat tidak akan mengalami krisis air. 

Djoko mengemukakan harapannya seusai penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Jawa Barat, pada Kamis (4/9) di Balai Agung Kantor Gubernur DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, dalam acara "Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPMA) Jatiluhur untuk Wilayah Jakarta, Bekasi, dan Karawang".

“Penandatanganan ini membuat pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten sinergis dalam mewujudkan air minum bagi warga, dan tidak ada lagi problem kekeringan atau krisis air bersih di daerah masing-masing,” kata Djoko.

Djoko mengutarakan proyek SPMA ini bertujuan mengalirkan air sebanyak 5.000 liter per detik dari Wilayah Jatiluhur, Jawa Barat, ke beberapa wilayah yang berbeda antara lain Provinsi DKI Jakarta, Kabupaten dan Kota Bekasi, serta Kabupaten Karawang.

“Objek kerja sama meliputi pengembangan SPAM Jatiluhur untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 4.000 liter per detik, Kabupaten Karawang 350 liter per detik, Kabupaten Bekasi 350 liter per detik, dan Kota Bekasi 300 liter per detik,” Djoko menambahkan.

Dia mengemukakan pembangunan SPAM Jatiluhur termasuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

“Pembangunan SPAM Jatiluhur ini melibatkan kerja sama berbagai pihak untuk meningkatkan pelayanan air minum di DKI Jakarta dan Jawa Barat (Bekasi dan Karawang),” lanjut Djoko.

"Kita hitung-hitung, setidaknya ada dua juta masyarakat yang mendapatkan manfaat dari pembangunan SPAM," Djoko mengakhiri.

Sementara itu Rina Agustin, Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kerja Sama Luar Negeri dan Pola Investasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PU, mengemukakan di hadapan para undangan yang hadir bahwa kerja sama itu merupakan salah satu dari pengembangan proyek antardaerah guna mencukupi kebutuhan bersama yang pembiayaannya pun kerja sama antardaerah.

“Kapasitas produksi 5.000 liter per detik merupakan produksi dari dua lokasi Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) yang berlokasi di Cibeet dengan kapasitas pengolahan 550 liter per detik untuk melayani wilayah Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi, dan di Bekasi dengan kapasitas pengolahan 4.450 liter per detik yang akan melayani wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi,” kata Rina.

Rina menambahkan, poin penting dalam kerja sama ini yakni tercapainya penyediaan air baku. “Tidak hanya itu (air baku sesuai standar kesehatan), tetapi dengan dibangunnya SPAM menunjukkan ada upaya dari Indonesia untuk menambah akses aman air minum untuk masyarakat, dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat sehingga tercapai Tujuan Pembangunan Milenium (Milenium Development Goals) yang ditetapkan PBB, yakni sebesar 68,87 persen pada 2015,” kata Rina.

Rina menambahkan pembangunan SPAM tidak hanya di Indonesia tetapi di beberapa provinsi lainnya menunjukkan beberapa daerah membenahi infrastruktur sesuai yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 sebesar 100 persen akan tercapai.  

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home