Menteri Sebut Presiden Brasil Memperburuk Pandemi COVID-19
BRASILIA, SATUHARAPAN.COM-Mantan menteri kesehatan Brasil, Luiz Henrique Mandetta, mengatakan Presiden Jair Bolsonaro berulang kali mengabaikan peringatan bahwa tanggapannya terhadap pandemi virus corona berisiko menyebabkan sistem kesehatan runtuh.
Dia mengatakan dalam penyelidikan oleh Senat hari Selasa (3/5). Mandetta mengundurkan diri pada April 2020 setelah bentrok dengan Bolsonaro terkait COVID-19. Dia secara blak-blakan mengkritik mantan bosnya dalam kesaksian kepada sebuah komisi yang menyelidiki.
Senat menyelidiki apakah pemerintahan pemimpin sayap kanan itu telah salah mengelola krisis dengan mengabaikan nasihat ahli tentang pengendalian virus corona dan gagal untuk melakukannya, dan memastikan cukup vaksin dan perbekalan medis.
Itu adalah kesaksian pertama dalam penyelidikan yang meledak secara politik, yang dibuka pekan lalu dan dapat merusak presiden sayap kanan itu yang saat ia bersiap untuk mencalonkan diri kembali tahun depan di negara yang hancur oleh hilangnya lebih dari 400.000 nyawa karena COVID-19, jumlah kematian kedua setelah Amerika Serikat.
“Kami dengan tegas merekomendasikan presiden mengubah pendiriannya. Kami mengatakan kepadanya bahwa hal itu dapat menyebabkan sistem kesehatan runtuh,” kata Mandetta, seorang dokter berusia 56 tahun. “Saya memperingatkannya secara sistematis.”
Bolsonaro menghadapi reaksi keras karena meremehkan COVID-19 sebagai "flu ringan", mengabaikan saran ahli tentang masker wajah dan tindakan tinggal di rumah, menolak vaksin, dan menggembar-gemborkan obat-obatan seperti hydroxychloroquine yang menurut penelitian tidak efektif melawan virus.
Mandetta mempelopori respons krisis Brasil pada awal pandemi, tetapi secara terbuka bentrok dengan presiden ketika yang terakhir menentang nasihatnya dan saran para ahli lainnya. Bolsonaro berargumen sejak awal pandemi bahwa dampak ekonomi dari tindakan penguncian nasional akan lebih merusak daripada virus itu sendiri.
Mandetta mengatakan dia dan stafnya telah mengembangkan tiga skenario ketika kasus COVID-19 pertama dikonfirmasi di Brasil pada Februari 2020. Dalam peristiwa tersebut, Brasil telah mencatat lebih dari 194.000 kematian hingga 31 Desember.
Adfa empat menteri kesehatan di Brasil yang pernah bertugas di bawah Bolsonaro, dan mereka akan memberikan kesaksian di depan panel Senat, yang memiliki mandat yang dapat diperbarui selama 90 hari. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...