Menteri Susi Siap Dicaci Maki Pengusaha Kuliner
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Kelautan dan Perikanan (Men KP) Susi Pudjiastuti mengemukakan dia siap mental menghadapi hinaan dan cacian dari pengusaha di bidang kuliner laut atau nelayan, karena dia yakin kebijakan yang dia keluarkan demi kesejahteraan dan sumber daya laut Indonesia.
“Ibu siap didemo setiap hari dan dicaci maki, karena kalau ibu tidak lakuken seperti yang sekarang ini maka beberapa tahun lagi kita akan kehabisan (sumber daya kelautan),” kata Susi di hadapan para pegawai KKP pada Refleksi Kinerja 100 hari Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Gedung Mina Bahari III, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Jumat (30/1).
Susi menegaskan bahwa ada proses alam yang sulit terjadi dalam waktu singkat apabila sumber daya kelautan dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab dalam waktu singkat, dan oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Recovery alam kalau kita udah kebahisan maka akan sulit prosesnya, karena recovery membutuhkan beratus-ratus tahun,” Susi menambahkan.
Selain menenggelamkan kapal, setidaknya sudah ada lima Peraturan Menteri yang dikeluarkan oleh Susi yang menurutnya berguna untuk menjaga hasil laut yang berkelanjutan. Mulai dari pemberlakuan moratorium kapal di atas ukuran 30 gross ton (GT), hingga mengeluarkan kebijakan larangan ekspor dan tangkap kepiting dan lobster bertelur.
Dalam kesempatan yang sama, Susi secara spontan mengungkapkan kepada para karyawannya dia menceritakan bahwa Jumat (30/1) pagi dia menerima pesan singkat dari seorang nelayan di Sorong, Papua Barat.
“Pagi ini (Jumat, 30/1) saya terima SMS dari Sorong yang mengatakan karena peraturan ibu saat ini penghasilan kami (nelayan) naik lebih dari 20 persen, dan kami berterima kasih dengan ketegasan ibu di laut,” Susi menambahkan.
Susi memberi nasihat apabila ada kebijakan yang telah dia keluarkan dan membuat banyak nelayan kehilangan mata pencaharian, maka kementerian yang dia pimpin siap mengganti dengan sektor lain.
“Kalau mereka kehilangan pekerjaan (sebagai nelayan lobster), apakah itu jadi akhir dunia, kan ndak? kan masih bisa kita usahakan untuk budidaya rumput laut,” Susi menjelaskan.
Editor : Eben Ezer Siadari
Arkeolog Israel Ungkap Tambang Batu Besar di Yerusalem dari ...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Tambang batu yang ditemukan selama pengerjaan proyek real estat di Har Ha...