Menulis dan Memahami Alquran untuk Membangun Karakter Bangsa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin menyatakan, pencanangan budaya menulis Mushaf Al-Quran yang dilaksanakan menyambut Hari Santri 2016 bertujuan mengajak masyarakat Indonesia menulis, mempelajari, memahami, mengkaji dan mengamalkan nilai-nilai Alquran sebagai salah satu solusi membangun karakter bangsa.
Dalam rangka memperingati Hari Santri, Kementerian Agama menghelat Pencanangan Budaya Nasional Menulis Mushaf Al-Quran di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin No. 6 Jakarta pada Rabu (12/10).
Hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Peringatan ini didasarkan pada Keputusan Presiden RI nomor 22 tahun 2015 tentang Hari Santri yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober 2015 lalu.
Pencanangan budaya menulis ini ditandai dengan proses penulisan mushaf Alquran yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia yang dipimpin Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Kamaruddin menjelaskan mushaf Alquran yang dihasilkan dari kegiatan ini dinamakan dengan mushaf santri.
Dia menjelaskan ada dua alasan mengenai penamaan Mushaf Santri ini.
Pertama, mushaf Alquran ditulis pada rangkaian Hari Santri, yang merupakan hajat Kementerian Agama dan seluruh pondok pesantren khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.
Kedua, mushaf yang ditulis oleh para santri pondok pesantren ini menunjukkan komitmen semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat untuk membangun dan meningkatkan kompetensi dan kualifikasi para santri agar dilakukan secara serius dan penuh tanggung jawab.
"Kalangan pesantren merupakan kalangan yang sudah selayaknya mendapatkan afirmasi secara konkret, baik afirmasi pada aspek regulasi, rekognisi maupun aspek fasilitas,” kata Kamaruddin. (kemenag.go.id)
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...