Menyaksikan “Konjungsi Besar” Jupiter dan Saturnus
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Langit malam di atas Belahan Bumi Utara menyajikan bagi para pengamat bintang dengan ilusi sekali seumur hidup pada hari Senin (21/12) ketika dua planet terbesar di tata surya tampak bertemu dalam garis langit yang oleh para astronom disebut sebagai "Konjungsi Besar."
Tontonan langka tersebut dihasilkan dari pertemuan orbit Jupiter dan Saturnus yang hampir bertepatan dengan titik balik matahari musim dingin pada hari Senin, hari terpendek dalam setahun. Bagi mereka yang dapat mengamati kesejajaran di langit cerah, dua bola gas beku tampak lebih dekat dan lebih hidup, hampir seperti satu titik cahaya, dibandingkan kapan pun dalam 800 tahun.
Jupiter, yang lebih terang dan lebih besar dari pasangan itu, secara bertahap mendekati Saturnus di langit selama beberapa pecan saat kedua planet itu mengelilingi matahari, masing-masing di jalurnya sendiri dari jalur pacuan langit yang sangat besar, kata Henry Throop, seorang astronom di markas besar National Aeronautics and Space Administration (NASA) di Washington.
Kecerahan meningkat dari kedua planet saat mereka hampir menyatu di langit telah mengundang spekulasi yang tak terelakkan tentang apakah mereka membentuk “bintang Natal” yang digambarkan oleh Alkitab sebagai bintang yang telah membimbing ketiga orang Majus untu menemukan bayi Yesus.
Pemandangan serupa sebaga Konjungsi Besar berikutnya antara kedua planet, meskipun tidak sedekat hari Senin itu, akan terjadi pada November 2040. Penyelarasan yang lebih dekat dan mirip dengan akan terjadi pada Maret 2080, kata McDowell, dengan konjungsi dekat berikutnya 337 tahun kemudian pada Agustus 2417. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...