Menyelamatkan Lingkungan Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kondisi lingkungan Indonesia di berbagai daerah sudah rusak. Banjir dan penumpukan sampah adalah salah satu indikator. Selain itu, binatang buas yang mengganggu penduduk juga menjadi tanda bahwa ekosistem wilayah tersebut sudah tidak dapat mendukung hidup hewan liar.
Misalnya, Petugas Balai Konservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA) Sumbar, dibantu warga memasang perangkap Beruang di lahan pertanian warga di Jorong Polak Gadang, Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjuang Ameh, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, Jumat (15/11). Seorang warga setempat, melihat dua ekor Beruang berwarna hitam, dengan tinggi kurang lebih satu meter, berada di lahan pertaniannya yang berdekatan di permukiman warga, saat ini masyarakat setempat, sangat cemas dengan keberadaan hewan tersebut yang sempat merusak beberapa pohon.
Di Tangerang, sejumlah anak saat bermain di pesisir pantai Pakuhaji yang dipenuhi tumpukan sampah, Jumat (15/11). Kawasan Bahari Pakuhaji merupakan potensi wisata daerah sudah sekian lama tak terurus pemerintah daerah setempat, banyaknya sampah juga menandakan kurangnya kesadaran masyarakat.
Kali Pesanggrahan di perumahan Ulujami, Jakarta Selatan, juga sering dilanda banjir.
Beberapa usaha untuk memperbaiki lingkungan. Misalnya, Vice President Corporate Relations, PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk (CAP) Suhat Miyarso didampingi General Manager Safety Health Environment CAP, Rachman Tjiptoputro dan Plant Manager PT Styrene Mono Indonesia, Roland Sihombing (kiri) menanam pohon bakau di Pantai desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (16/11). Chandra Asri melalui anak perusahaannya PT Styrene Mono Indonesia bersama yayasan Kehati menanam 5.000 pohon bakau di pesisir pantai Indramayu guna melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi efek negatif abrasi pantai utara pulau Jawa.
Hayono Isman: Sukarelawan Itu Orang “Gila”
Hayono Isman salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat menilai para sukarelawan adalah orang-orang “gila” karena bekerja menyelamatkan nyawa orang lain dengan sukarela dan ini merupakan suatu tindakan yang sangat mulia.
Jika anggota TNI mengorbankan nyawa karena tuntutan profesi, sukarelawan rela mengorbankan nyawa untuk segera menyelamatkan nyawa manusia yang tertimpa musibah dengan sukarela, kata Hayono Isman (HI) dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (16/11).
HI pada pembukaan jambore dan gladi tangguh sukarelawan penanggulangan bencana Indonesia di Taman Hutan Raya KGPA Mangkunegoro Karanganyar Solo, Jumat (15/11), mengajak para sukarelawan dalam kehidupan sehari-hari agar tertarik pada kewirausahaan yang berbasis “green economy” sesuai dengan asal dan lokasi masing-masing.
Di hadapan 1.000 sukarelawan peserta jambore yang diselenggarakan oleh SAR Sena Kosgoro ini HI mengatakan, “Jangan biarkan semua kebutuhan pangan diimpor seperti buah-buahan, beras, gula, dan garam.”
“Sukarelawan harus mampu membangun ekonomi kewirausahaan yang mengacu pada ekonomi hijau, perekonomian yang ramah lingkungan seperti agrowisata,” katanya HI di hadapan peserta jambore yang akan berlangsung hingga 17 November 2013 itu.
Kepada para peserta jambore yang berasal dari berbagai unsur masyarakat se-Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur itu, Hayono Isman mengingatkan semua pihak untuk mensyukuri demokrasi dan keterbukaan telah membawa kemajuan. Akan tetapi, demokrasi juga harus membawa masalah primordialisme yang makin kental.
Para sukarelawan dapat melakukan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan dari Pancasila dengan membangun solidaritas kebangsaan untuk bersama-sama mengatasinya, ujarnya.
Walaupun tidak berkepentingan dalam berpolitik, lanjut dia, sukarelawan perlu membangun basis-basis politik yang mengutamakan kebangsaan, behati mulia, dan berilmu.
“Mari kita bangun bangsa yang bermartabat dan harga diri,” kata Hayono Isman. (Antara)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...