Merayakan Minggu Adven, Menyambut Natal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Umat Kristen di seluruh dunia, Minggu, 1/12, memulai perayaan Minggu Adven. Persiapan menyambut Natal ini dimulai dengan menyalakan lilin ungu. Lilin ungu adalah tanda pertobatan.
Adven I di Manado: Persembahan Disumbangkan untuk Korban Haiyan
Uskup Manado, Mgr. Yosep Suwatan MSC dalam Surat Adven bagi gereja dan kapel di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, Minggu (1/12/2013), mengajak umat Katolik untuk memaknai masa adven ini dengan aksi nyata. Salah satunya, kolekte/derma pertama akan disumbangkan untuk korban bencana alam Filipina.
“Penyelenggaraan Misa atau Ibadah Sabda di setiap gereja paroki, stasi, kapel, sekolah, nantinya akan dihimpun terlebih dahulu di keuskupan. Setelah itu akan diatur teknis penyerahan bantuan ini melalui bruder- bruder yang berkarya di Filipina. Untuk penggalangan dana solidaritas di luar kegiatan gerejani dapat dibenarkan sepanjang dapat dipertanggungjawabkan,” kata Suwatan.
Sejarah Minggu Adven
Adven dalam Gereja Kristen adalah nama periode sebelum Natal. Nama Adven diambil dari kata Latin Adventus, berarti “Kedatangan”. Dalam masa Adven, umat Kristen Katolik Roma maupun Protestan menyiapkan diri menyambut pesta Natal dan memperingati kelahiran dan kedatangan Yesus yang kedua kalinya pada akhir zaman. Adven diduga mulai dirayakan di kalangan umat Kristen sejak abad keempat.
Adven selalu mulai pada hari Minggu yang terdekat dengan tanggal 30 November (hari St. Andreas) (antara tanggal 27 November dan 3 Desember) dan berlangsung sampai Malam Natal 24 Desember. Dengan ini, panjang masa adven per tahun berbeda-beda, tetapi masa adven selalu terdiri dari empat hari Minggu.
Pastor (imam) biasanya mengenakan toga (kasula) yang berwarna ungu kerajaan pada masa-masa ini. Banyak Gereja Katolik juga menempatkan sebuah rangkaian daun cemara adven pada misa adven. Karangan daun cemara itu terdiri atas empat batang lilin (tiga ungu dan satu berwarna merah jambu) yang ditata di sebuah lingkaran yang berwarna hijau yang melambangkan kehidupan yang kekal.
Lilin-lilin itu dinyalakan sebagai berikut:
Minggu Pertama: sebatang lilin ungu
Minggu Kedua: dua batang lilin ungu
Minggu Ketiga (Gaudete): dua batang lilin ungu dan satu lilin merah jambu
Minggu Keempat: tiga batang lilin ungu dan satu lilin merah jambu
Malam Natal: keempat lilin dan satu lilin natal berwarna putih di tengah rangkaian lilin adven.
Hari Raya Natal: semua lilin dinyalakan.
Lilin dan warna liturgi ungu melambangkan warna pertobatan dan penyesalan yang ditandai oleh masa puasa. Lilin merah jambu dinamai juga lilin "Sukacita" (Gaudete) dan lilin ini berasal dari sejarah Adven. Puasa pada masa Adven dibuka pada hari Minggu yang ketiga sebagai penantian akan peristiwa besar yang akan datang. Sering, sebatang lilin putih dinyalakan di tengah lingkaran. Ini adalah Lilin Kristus (lilin natal), yang melambangkan kelahiran Kristus. Lilin ini dinyalakan pada Malam Natal atau pada hari Natal itu sendiri. (Ant/AFP/gkj/gki/wikipedia/beritamanado)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...