Merkel Ajak Rakyat Jerman Terbiasa dengan Kultur Berbeda
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Di tengah semakin derasnya kritik yang diarahkan kepadanya, Kanselir Jerman, Angela Merkel, tetap pada pendiriannya untuk tidak membatasi jumlah pengungsi yang masuk ke negaranya, karena menurutnya, konstitusi mengamanatkan demikian. Ia juga mengajak rakyat Jerman terbiasa dengan karakteristik dan kultur berbeda yang dibawa oleh para pengungsi, sebagai konsekuensi dari globalisasi.
Angela Merkel kini tengah menghadapi tekanan justru dari dalam partainya sendiri. Sebuah laporan media mengungkapkan jumlah pengungsi yang akan masuk ke negeri itu tahun ini saja dapat mencapai 1,5 juta.
Tetapi Merkel menjawab kritik itu dengan pendirian yang tidak berubah. "Adalah tidak masuk akal untuk marah karena kita menghadapi masalah ini sekarang - atau mengatakan, 'Dari mana ini berasal? Saya ingin masalah ini pergi, '"kata Merkel dalam sebuah wawancara dengan radio Deutschlandfunk pada hari Minggu (4/10).
"Kita harus menerimanya, untuk mengontrolnya dan pada saat yang sama memastikan bahwa kita mengatasi titik-titik lemahnya."
Eropa menghadapi krisis pengungsi terbesar sejak akhir Perang Dunia II, Jerman telah menjadi tujuan pilihan, termasuk untuk pengungsi perang dari Suriah. Pemerintah daerah dan kota bisa menghadapi runtuhnya infrastruktur yang diperlukan untuk melindungi para pendatang baru, harian Bild mengutip dokumen internal pemerintah.
Kementerian Dalam Negeri Jerman menolak mengomentari isi dokumen.
Christian Social Union (CSU) yang merupakan partai paling dekat dengan Partai Kristen Demokrat pimpinan Merkel, secara terbuka mengkritik kebijakan Merkel setelah puluhan ribu pengungsi memasuki negara itu dari Austria.
Menteri Keuangan Bavaria, Markus Soeder, menyerukan pembatasan migran, termasuk pembatasan jumlah orang yang menerima suaka, menurut surat kabar Passauer Neue Presse.
"Batas-batas kemampuan kita sudah tercapai," Gerda Hasselfeldt, pemimpin kelompok CSU.
Namun Merkel menepis seruan itu. Mnurut dia, hukum suaka Jerman, yang menetapkan tidak ada batas atas, tidak akan berubah. Dia menolak seruan untuk menghentikan aliran migran.
"Saya pikir membuat pagar (di perbatasan) tidak berguna. Kita melihat hal itu terjadi di Hongaria, "kata Merkel, mengacu pada keputusan pemerintah Hongaria untuk membangun pagar kawat berduri sepanjang perbatasan dengan Serbia untuk mengusir migran.
"Para pengungsi datang juga dan mencari cara lain."
Seiring dengan perselisihan di antara 28 negara Uni Eropa dalam menghadapi pengungsi, Merkel telah melihat Turki sebagai mitra yang mungkin dan berharap negara itu dapat membantu dengan mengamankan perbatasannya dengan Yunani.
Sementara itu, dalam wawancara radio, Merkel mengajak rakyatnya untuk terbiasa dengan budaya yang berbeda. "Mengingat situasi globalisasi, saya meminta kita untuk membuka sampai batas tertentu dan untuk berkenalan dengan karakteristik budaya yang berbeda," kata Merkel. (bloomberg)
Editor : Eben E. Siadari
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...