Merkel Kembali Minta Jawaban AS Soal Penyadapan
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Kanselir Jerman Angela Merkel pada Senin (18/11) kembali meminta jawaban Amerika Serikat terkait tuduhan serius soal penyadapan, termasuk komunikasi di ponselnya.
Merkel yang berbicara di hadapan Parlemen Jerman mengatakan bahwa aksi penyadapan tersebut merupakan ujian bagi hubungan lintas Atlantik dan potensi kesepakatan perdagangan bebas AS-Jerman.
"Tak diragukan lagi bahwa hubungan lintas Atlantik dan negosiasi kesepakatan perdagangan bebas tengah diuji di tengah tuduhan pengumpulan jutaan data yang dilakukan AS," kata Merkel kepada anggota parlemen.
"Tuduhan itu sangat serius, mereka harus menjelaskannya dan lebih penting lagi adalah bagaimana menumbuhkan kembali kepercayaan di masa depan," tegasnya.
Merkel yang berbicara tentang kemitraan Uni Eropa dengan sejumlah negara Eropa Timur tidak secara langsung menyebut pengintaian terhadap ponselnya.
Tetapi dia menegaskan bahwa hubungan dengan AS merupakan yang terpenting bagi Jerman dan Eropa.
Para anggota parlemen Jerman meminta sebuah sesi debat parlemen khusus terkait pengungkapan skandal penyadapan yang meregangkan hubungan diplomatik dengan AS.
Merkel tidak dijadwalkan hadir dalam debat tersebut tetapi dipastikan dirinya akan berhadapan dengan pertanyaan dari anggota parlemen oposisi, yang mengecam respon pemerintah terkait bukti bahwa Kanselir Jerman itu telah menjadi target penyadapan sejak 2002.
Mendagri Jerman, Hans-Peter Friedrich mengatakan pemerintah tengah mempelajari kemungkinan untuk menginterogasi Snowden sebaga pembocro skandal penyadapan AS itu di Rusia.
Namun Berlin sebelumnya telah menolak permohonan suaka mantan kontraktor intelijen AS itu dengan alasan bahwa pemohon harus berada di negara tersebut.
Setelah temuan bukti tentang penyadapan atas ponsel Merkel, kepala intelijen Jerman bertolak ke Washington guna berbicara dengan sejumlah pejabat AS, termasuk soal kesepakatan untuk tidak saling memata-matai yang ditandatangani kedua negara.
Sebuah jejak pendapat pada awal bulan menunjukkan bahwa kepercayaan rakyat Jerman terhadap AS memudar dengan 61 persen warga mengatakan bahwa Washington adalah mitra yang tidak dapat dipercaya.
Warga Jerman berang karena Dinas Keamanan Nasional AS (NSA) yang diyakini telah mengumpulkan data komunikasi email, panggilan telepon, dan catatan pencarian internet serta sejumlah data lainnya dilakukan di tanah air mereka sendiri. (AFP/Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...