Mesir Akan Bentuk Komite Atasi Anjing Liar
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Kairo, sebagai ibu kota Mesir dengan penduduk sekitar 20 juta jiwa menghadapi masalah kemacetan lalu lintas, sampah dan polusi, dan belakangan ditambah dengan masalah meningkatnya populasi anjing “liar”.
Untuk ini bahkan parlemen Mesir harus membicarakannya, dan berencana membentuk komite untuk menangani masalah ini, seperti yang dikemukakan oleh Ketua Parlemen, Ali Abdel-Aal, dalam sidang pleno hari Minggu (20/10).
Anjing liar, sebenarnya anjing peliharaan yang kemudian dilepaskan, dan di sana disebut sebagai "anjing baladi." Mereka berkeliaran di gurun pasir, tidak bersih dan kotor, dan juga berkeliaran di jalan-jalan dan mencari makanan dari sampah.
Masalahnya bukan saja pada kebersihan dan lingkungan. Anjing-anjing ini juga telah menyerang manusia. Menurut kementerian pertanian yang dikutip AFP, ada sekitar 400.000 kasus gigitan anjing pada 2017, naik dari 300.000 pada 2014. Dan ada 231 orang meninggal dalam empat tahun terakhir karena luka yang mereka terima, terutama akibat rabies.
Gigitan seekor anjing yang membawa virus rabies bisa berakibat fatal dalam 24 jam karena merusak sistem saraf manusia.
Tidak ada data resmi tentang jumlah anjing liar, tetapi para aktivis mengatakan mereka bisa mencapai jutaan ekor.
Sebuah survei oleh society for the prevention of cruelty to animals (SPCA) Mesir, menunjukkan bahwa jumlah anjing liar "dapat mencapai lebih dari 15 juta," kata Shehab Abdel-Hamid dari SPCA.
Sampah adalah alasan utama di balik meningkatnya populasi anjing liar di Mesir. Pada revolusi dan pemberontakan tahun 2011, di mana para petugas kebersihan dan angkutan sampah berhenti bekerja, keadaannya menjadi makin buruk. Sayangnya, kantor pusat SPCA di Kairo juga dirusak selama pemberontakan itu.
Pembantaian dan Protes
Sejauh ini tidak ada tindakan yang sistematis untuk mengendalikan populasi anjing liar Di Mesir. Dan para pembela hak-hak hewan sering mengecam pemerintah, menuduhnya melakukan pembantaian massal.
Pada tahun 2017, pihak berwenang membunuh lebih dari 17.000 anjing liar menyusul berbagai keluhan tentang "gangguan" dan "gigitan" anjing di Beni Sueif, selatan Kairo.
Gubernur Laut Merah menawarkan imbalan sebesar 100 pound Mesir (sepadan dengan 5,5 dolar AS) kepada mereka yang menangkap dan menyerahkan setidaknya lima ekor anjing.
Pembela hak-hak binatang juga menuduh pemerintah membunuh anjing menggunakan obat, yang dikenal sebagai "strychnine." Zat kimia ini yang terdaftar sebagai "tidak dapat diterima dengan alasan kesejahteraan hewan" dan digunakan untuk eutanasia oleh Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan.
Para pembela hak-hak hewan telah berupaya menawarkan solusi, secara aktif mengeluarkan anjing dari jalanan dan memberi mereka rumah, termasuk yang ada di Giza, sebelah barat Kairo.
Membentuk Komite
Masalah anjing liar, tampaknya serius bagi Kairo, dan parlemen Mesir berencana membentuk komite untuk mengatasi masalah anjing liar. Ketua parlemen Mesir, Ali Abdel-Aal, menyampaikan rencana itupada sidang pleno, hari Minggu (20/10) menanggapi surat dari lembaga perawatan hewan.
"Saya menerima surat dari lembaga perawatan hewan yang mendesak anggota parlemen untuk menangani masalah anjing liar dengan cara yang manusiawi," kata Abdel-Aal, seperti dikutip Al Ahram. Disebutkan bahwa "komite pertanian dan pemerintah daerah akan mengadakan pertemuan untuk menyiapkan laporan tentang cara menangani masalah itu dengan cara yang memastikan keselamatan manusia dan menjamin perlakuan manusiawi terhadap hewan."
"Anjing-anjing liar telah berada mana-mana di jalanan, mengancam kehidupan banyak warga, terutama anak-anak," kata Abdel-Aal. Namun dia menekankan bahwa konstitusi 2014 Mesir menyatakan bahwa hewan harus diperlakukan secara manusiawi. "Partai-partai politik, organisasi masyarakat sipil, dan parlemen harus mengingat ini, terutama ketika menangani masalah anjing liar."
Ahmed El-Sigini, ketua komite administrasi lokal, mengatakan bahwa komite itu mengadakan acara dengar pendapat tentang masalah anjing liar tahun lalu. "Kami mengadakan pertemuan tentang masalah berbahaya ini dengan perwakilan organisasi masyarakat sipil dan pemerintah tentang cara mengatasi masalah anjing liar, dan saya pikir kami memiliki solusi yang masuk akal yang akan dimasukkan dalam laporan," kata El-Sigini.
Editor : Sabar Subekti
Banjarmasin Gelar Festival Budaya Minangkabau
BANJARMASIN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memberikan dukungan p...