Mesir akan Memiliki Presiden Baru pada Juni
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Presiden sementara Adly Mansour mengatakan Mesir akan memiliki seorang pemimpin terpilih dalam dua setengah bulan, dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan harian milik pemerintah Al-Ahram pada Jumat (14/3).
Pemilu presiden itu dianggap sebagai prestasi penting dalam sebuah panduan transisi yang dijabarkan pemerintah yang ditunjukkan militer untuk kembali ke aturan demokratis setelah militer menggulingkan presiden Islamis Mohammed Morsi pada Juli.
Panglima militer Abdel Fattah al-Sisi secara gamblang mengungkapkan niatnya untuk mencalonkan diri dalam pemilu tersebut yang dijadwalkan akan diadakan sekitar musim semi tahun ini namun belum mengumumkan pencalonannya secara resmi.
Sejak dia mengumumkan penggulingan Morsi pada 3 Juli, Sisi muncul sebagai tokoh politik terpopuler dan seorang ikon nasionalis, dengan para pendukung memandangnya sebagai seorang pemimpin tangguh yang bisa memulihkan stabilitas setelah tiga tahun kerusuhan pasca penggulingan Hosni Mubarak pada 2011.
Saya mengatakan kepada Anda dengan penuh keyakinan bahwa dua setengah bulan dari sekarang Mesir akan memiliki seorang presiden terpilih dan saya akan menyerahkan kekuasaan pembuatan keputusan kepadanya, kata Mansour kepada Al-Ahram.
Pada Januari, para pemilih Mesir menyetujui 98,1 persen konstitusi baru yang memberikan kekuasaan luas kepada militer namun sedikit memiliki pengaruh dalam konstitusi Islamis 2012 yang diadopsi pemerintah Morsi.
Morsi, presiden Mesir yang pertama kali terpilih secara demokratis dan tokoh sipil yang menduduki posisi itu, digulingkan setelah aksi protes jalanan yang masif terhadap setahun kekuasaannya yang penuh gejolak. (AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...