Mesir Mengamati Bulan Untuk Menentukan Awal Ramadhan

KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Dar Al-Ifta, Mesir, badan yang bertanggung jawab mengeluarkan fatwa agama, mengamati bulan sabit untuk awal Ramadhan pada hari Rabu (22/4), kata pernyataan oleh otoritas agama itu.

Bulan Ramadhan tahun ini datang di tengah kekhawatiran akan pandemi global virus corona akan mengganggu pertemuan sosial selama bulan puasa, termasuk refleksi spiritual dan doa.

Ibrahim Negm, penasihat Imam Besar Mesir, mengatakan bahwa komite syariah dan komite ilmiah akan mengamati bulan sabit Ramadhan di enam wilayah, yaitu, Aswan, Qena, Sohag, Matrouh, El-Wahat dan Fayoum, menurut laporan Al Ahram.

Mereka akan memberikan data yang memadai kepada Imam Besar untuk mengumumkan penentuan waktu resmi dan hari pertama bulan puasa Ramadhan. Menurut perhitungan astronomi, awal Ramadhan pada tahun Islam 1441 H akan jatuh pada hari Jumat, 24 April.

Ramadhan diperkirakan akan berlangsung selama 30 hari, yang berarti akan berakhir pada 23 Mei. Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam, di mana diyakini bahwa Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad.

Lebih dari satu miliar Muslim di seluruh dunia tidak makan dan minum dari fajar hingga senja selama Ramadhan sebagai bagian dari pelaksanaan puasa. Pandemi COVID-19 diperkirakan akan mempengaruhi suasana pelaksanaan puasa.

Mesir memerintahkan penutupan masjid dan gereja pada 21 Maret selama dua pekan, dan diperpanjang tanpa batas waktu pada akhir Maret.

Pihak berwenang Mesir mengatakan semua kegiatan keagamaan berjamaah, termasuk salat berjamaah di masjid, akan terus ditangguhkan selama Ramadhan.

Kegiatan publik lainnya yang direncanakan untuk Ramadhan, seperti jamuan amal bagi orang miskin untuk berbuka puasa, juga telah ditangguhkan. Jam malam dua pekan yang dimulai 25 Maret juga diperpanjang hingga 23 April, dan mungkin akan diperpanjang selama bulan Ramadhan.

Editor : Sabar Subekti