Mesir: Palestina – Israel Gencatan Senjata Selasa ini
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Mesir menawarkan inisiatif gencatan senjata untuk menghentikan perang yang sedang berlangsung antara tentara Israel dan gerakan Islam Hamas, Palestina, hari Senin (14/7).
Mesir, negara tetangga yang berbatasan dengan Gaza, menyerukan segera diakhirinya permusuhan oleh kedua pihak. Menurut situs berita Arab, Al-Ahram, di Kairo, sekarang tengah berlangsung pembicaraan dengan Israel dan semua faksi Palestina untuk mengakhiri serangan yang telah menyebabkan kematian 184 warga Palestina dan ratusan lainnya mengalami luka.
Inisiatif ini bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, ke Kairo hari Selasa (15/7) untuk membahas perkembangan terbaru di Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shukry, menerima panggilan telepon dari Kerry pada hari Minggu (13/7) malam untuk membahas eskalasi permusuhan antara Israel dan penguasa Gaza, Hamas.
Kunjungan Kerry ke Mesir itu berlangsung sehari setelah pertemuan darurat para menteri luar negeri negara-negara Arab diadakan di markas Liga Arab di Kairo, Hari Senin (14/7) malam dalam upaya untuk mencari solusi mengakhiri kekerasan.
Perundingan di Kairo
Sebagaimana tercantum dalam teks inisiatif itu, Mesir mengusulkan gencatan senjata yang akan dilaksanakan mulai pukul 06.00 GMT hari Selasa atau pukul 13.00 WIB, dengan gencatan senjata yang berlaku selama 12 jam kemudian.
Dalam waktu 48 jam dari pengumuman gencatan senjata, Kairo menjadi tuan rumah bagi delegasi tingkat tinggi dari kedua pihak, Israel dan Palestina untuk membahas langkah-langkah membangun kepercayaan yang diperlukan untuk mengkonfirmasikan pelaksanaan kesepakatan.
Usulan Mesir menekankan bahwa kedua belah pihak harus menahan diri dari tindakan yang bisa "berdampak negatif" terhadap pelaksanaan pemahaman yang dicapai. Kedua belah pihak harus menekankan komitmen mereka dengan menyepakai syarat ke Mesir.
Para pejabat Mesir akan bertemu dengan masing-masing pihak secara terpisah, dengan ketentuan bahwa pembicaraan akan diadakan sesuai dengan gencatan senjata yang ditengahi Kairo 2012.
Pada bulan November 2012, Mesir mensponsori gencatan senjata antara Hamas dan Israel setelah perang yang menyebabkan pembunuhan lebih dari 140 warga Palestina akibat serangan udara terus-menerus di daerah-daerah padat penduduk selama sepekan. Lima warga Israel meninggal akibat serangan roket yang ditembakkan oleh pejuang Hamas ke Israel.
Mengakhiri Serangan
Artikel pertama dari gencatan senjata yang diusulkan Mesir pada hari Senin menyerukan "gencatan senjata segera" antara Israel dan semua faksi Palestina, dan menekankan bahwa eskalasi, kekerasan dan kematian tidak akan menguntungkan salah satu pihak yang terlibat.
"Israel harus mengakhiri semua serangan darat, laut, dan udara terhadap Jalur Gaza, dan menekankan bahwa tidak ada invasi darat terhadap Gaza atau penargetan warga sipil," kata usulan itu.
"Untuk mengakhiri semua permusuhan oleh faksi-faksi politik yang berbasis di Gaza terhadap Israel melalui serangan darat, laut, udara dan bawah tanah, dan menekankan penghentian serangan roket dari semua jenis, dari perbatasan dan penargetan warga sipil," kata usulan Mesir.
Proposal itu juga menyerukan pembukaan penyeberangan dan memfasilitasi pergerakan orang dan barang melalui penyeberangan perbatasan sementara dengan mempertimbangkan "kondisi keamanan wilayah". Selain itu, isu-isu keamanan akan dilihat dari kedua pihak (Palestina dan Israel).
Sementara itu, AS, sekutu Israel, memperingatkan agar tidak ada invasi darat ke Gaza. AS mengatakan bahwa pemerintah Israel memiliki "hak" dan "tanggung jawab" untuk membela warganya dari serangan roket oleh musuh dari kubu Hamas di Gaza.
Namun setelah melihat banyaknya warga yang menjadi korban, menyebutkan bahwa warga sipil ditempatkan pada risiko yang bahaya, dan mengingatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk mengindahkan peringatan.
Belum Serius?
Tentang gencaan senjata Hamas menanggapi, “Pembicaraan tentang gencatan senjata memerlukan upaya nyata dan serius, yang kita belum lihat sejauh ini," kata Perdana Menteri Hamas, Mushir al Masri kepada AFP di Kota Gaza.
"Setiap gencatan senjata harus didasarkan pada syarat yang kita telah digariskan. Tidak ada yang kurang dari itu akan diterima," kata dia, dalam acara perlawanan dalam menghadapi pemboman Israel.
Israel mengatakan pihaknya tidak siap untuk menyetujui gencatan senjata, karena berusaha untuk menangkis pukulan yang lebih keras ke Hamas dan menghabisi kemampuannya menembakkan roket dari Gaza.
Untuk mempertegas upaya perdamaian itu, Menlu AS berkunjung ke Kairo hari Selasa ini. Namun tidak ada konfirmasi dari Departemen Luar Negeri tentang laporan pers Israel yang menyatakan Kerry juga akan mengunjungi Yerusalem dan kota Ramallah di Tepi Barat, markas besar Presiden Palestina, Mahmud Abbas.
Negara-negara Arab menuntut segera dihentikannya serangan militer Israel. Raja Yordania, Abdullah II, mendesak Israel untuk "menghentikan menargetkan warga sipil," dan diplomat tingkat tinggi Jerman mengatakan Hamas harus "segera" menghentikan serangan roket mereka.
"Serangan roket terhadap Israel oleh Hamas harus segera dihentikan," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, dalam sebuah konferensi pers di Amman, Yordania, menjelang kunjungan ke Israel dan wilayah Palestina untuk menyampaikan suara Berlin tentang upaya gencatan senjata.
Editor : Sabar Subekti
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...