Mesir: Tidak Salat Berjamaah untuk Cegah Pandemi Juga Larangan Agama
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Dar Al-Ifta, otoritas pusat mengeluarkan peraturan agama di Mesir, mengatakan bahwa mengadakan salat setiap hari atau pada hari Jumat secara berjamaah di masjid-masjid yang dilarang untuk mencegah penyebaran virus corona, juga secara agama "dilarang".
Mesir pada hari Sabtu memerintahkan masjid dan gereja untuk ditutup bagi umat dalam upaya menahan penyebaran COVID-19, bergabung dengan negara-negara lain yang telah mengambil langkah yang sama, menurut laporan media setempat Al Ahram.
"Desakan untuk mengadakan salat berjamaah pada hari Jumat dan salat di masjid-masjid, dengan dalih mempraktikkan ritual dan melestarikan kewajiban (agama), sementara otoritas melarangnya, adalah dilarang," kata Dar Al-Ifta dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (22/3).
Lembaga agama itu mengatakan bahwa "melestarikan kehidupan" adalah aspek utama Islam, dan menyerukan umat beriman untuk mematuhi langkah-langkah pencegahan yang diambil oleh pemerintah.
Mesir telah melaporkan 294 kasus terinfeksi virus corona yang dikonfirmasi, termasuk 10 kematian.
Sebelumnya, Mesir memberlakukan pembatasan waktu untuk salat dan khotbah, dan otoritas agama, termasuk otoritas tertinggi Al-Azhar, mengatakan umat Islam "diizinkan" untuk salat di rumah untuk mengurangi risiko penularan virus. Tetapi hari Jumat (20/3) lalu, orang-orang memadati masjid selama salat Jumat.
Sementara itu, Kementerian Wakaf Mesir mengatakan 'azan' khusus, seruan untuk salat Islam, disiarkan di radio dan televisi mulai Minggu siang.
Perubahan itu bertujuan "menyampaikan pesan kesadaran bahwa kita berada dalam situasi darurat dan luar biasa yang mengharuskan kita semua untuk berhati-hati dalam tindakan pencegahan," kata kementerian itu.
Para ulama Islam mengatakan azan khusus digunakan selama masa bencana alam, pandemi, atau pada kesempatan berisiko pada masa-masa awal dalam sejarah Islam ketika orang diminta untuk melakukan salat di rumah.
Sementara itu, Gereja Ortodoks Koptik Mesir, tempat mayoritas umat Kristen Mesir, pada hari Sabtu (21/3) menutup semua gereja dan menangguhkan ibadah selama dua pekan karena masalah virus corona.
Gereja juga menutup ruang duka yang terkait dengan gereja dan menghentikan kunjungan ke biara-biara. Gereja Katolik di Mesir juga mengambil langkah yang sama. (Al Ahram)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...