Meskipun Diganjal Turki, Swedia Tetap Lanjutkan Proses Keanggotaan NATO
HELSINKI, SATUHARAPAN.COM - Menteri luar negeri Swedia dan Finlandia menegaskan kembali dalam wawancara terpisah yang diterbitkan hari Sabtu (28/1) bahwa proses untuk dua negara Nordik untuk bergabung dengan NATO terus berlanjut, meskipun presiden Turki mengatakan Swedia seharusnya tidak mengharapkan negaranya untuk menyetujui keanggotaannya.
Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billström, mengakui dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Swedia Expressen bahwa kemarahan Turki atas demonstrasi baru-baru ini dan pembakaran Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm telah mempersulit akses Swedia ke NATO.
Untuk mengakui negara-negara baru, NATO membutuhkan persetujuan bulat dari anggotanya yang sudah ada, di mana Turki adalah salah satunya. Meskipun demikian, pemerintah Swedia berharap untuk bergabung dengan NATO musim panas ini, kata Billström.
“Tak perlu dikatakan bahwa kami sedang melihat ke arah KTT (NATO) di Vilnius,” ibu kota Lituania, pada bulan Juli, kata Billström kepada Expressen ketika ditanya tentang jadwal kemungkinan aksesi Swedia.
Hungaria dan Turki adalah satu-satunya negara dalam aliansi militer Barat beranggotakan 30 negara yang belum menandatangani aplikasi Finlandia dan Swedia.
Sementara Hongaria telah berjanji untuk melakukannya pada bulan Februari, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan pada hari Kamis bahwa pertemuan yang direncanakan di Brussel untuk membahas keanggotaan NATO Swedia dan Finlandia ditunda.
Pertemuan seperti itu akan “tidak ada artinya” setelah peristiwa akhir pekan lalu di Stockholm, kata Cavusoglu. Itu termasuk protes oleh kelompok pro Kurdi dan pembakaran kitab suci Islam di luar Kedutaan Besar Turki oleh politisi sayap kanan Denmark, Rasmus Paludan.
Expressen mengutip Billström pada hari Sabtu yang mengatakan bahwa pekerjaan untuk memasukkan Swedia dan Finlandia ke dalam NATO tidak ditunda.
“Proses NATO belum berhenti. Pemerintah (Swedia) terus mengimplementasikan memorandum yang ada antara Swedia, Finlandia dan Turki. Tapi terserah Turki untuk memutuskan kapan mereka akan meratifikasi,” katanya.
Menteri Luar Negeri Finlandia, Pekka Haavisto, senada dengan mitranya dari Swedia dan mengatakan kedua negara berencana untuk terus melakukan perjalanan bersama menuju NATO. “Dalam pandangan saya, jalan menuju NATO belum tertutup untuk kedua negara,” kata Haavisto dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran publik Finlandia YLE.
Dia mengatakan bahwa pengumuman Ankara untuk menunda pembicaraan trilateral dengan Finlandia, Swedia dan Turki untuk saat ini “merupakan perpanjangan waktu dari pihak Turki, dan bahwa masalah tersebut dapat ditinjau kembali setelah pemilu Turki” yang ditetapkan pada 14 Mei.
Haavisto mengatakan dia berharap bahwa kerangka waktu akan memungkinkan keanggotaan Finlandia dan Swedia diselesaikan pada KTT NATO 11-12 Juli di Lithuania. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...