Mewarnai, Tren Baru Hilangkan Stres
SATUHARAPAN.COM – Buku mewarnai untuk orang dewasa seperti Secret Garden: An Inky Treasure Hunt and Colouring oleh Johanna Basford naik ke puncak daftar buku terlaris. Klub mewarnai juga bermunculan.
Bagi mereka yang gemar berolahraga, merajut, memasak, dan hobi lain sebagai cara untuk melepas lelah, ada tren baru yang memungkinkan orang dewasa untuk memasuki anak batin mereka: mewarnai.
Buku mewarnai untuk orang dewasa tiba-tiba terlempar ke puncak daftar buku terlaris. Dua tahun setelah penerbitan Secret Garden: An Inky Treasure Hunt and Colouring, seniman Inggris Johanna Basford telah menjual hampir 1,5 juta eksemplar, mendaki sampai ke nomor dua di Top 100 daftar buku Amazon pada Maret. Sekarang penerbit lain bergabung tren ini dengan menawarkan buku desain hitam-putih yang rumit—mulai dari gambar abstrak, bunga-bunga, hewan-hewan, kota-kota—dan membuat siapa pun dapat mengubahnya menjadi sebuah kaleidoskop dengan warna-warna memukau.
Aksi menempatkan warna di atas kertas telah terbukti menjadi penawar di masa-masa yang dibisingi media sosial, mendorong orang-orang untuk fokus pada detail kecil, tetap dalam garis, dan menggunakan kreativitas dalam parameter yang telah ditentukan. Ditambah perasaan nostalgia, banyak orang menemukan kegiatan mewarnai menjadi pengalaman yang santai, membebaskan stres.
Tapi, mewarnai lebih dari mencoret-coret: Fenomena ini telah menjadi komunal. Jenny Fenlason, yang menjalankan blog “Bright Shiny Things,” memulai sebuah kelompok Facebook yang disebut Ladies Coloring Club, yang mengundang penggemar kegiatan mewarnai untuk memperluas kebiasaan mewarnai mereka dan bertemu dengan orang lain, seperti sebuah klub merajut online. Fenlason mengatakan mewarnai adalah kegiatan kelompok yang sempurna.
“Anda tidak perlu menjadi seorang ahli untuk warna, tidak mengambil banyak waktu atau uang, dan ada nostalgia sederhana untuk itu,” kata Fenlason.
Ladies Coloring Club memungkinkan orang untuk berbagi tidak hanya pengalaman dan cinta mereka untuk mewarnai tetapi juga masyarakat—ditambah mereka dapat mengunggah ke Instagram karya mereka. Banyak anggota klub merasa terinspirasi untuk memulai klub mewarnai mereka sendiri secara lokal, termasuk di Minnesota, Texas, dan New York.
“Kegiatan ini rendah stress, cara kreatif untuk berkumpul dan berhubungan dengan orang,” kata Fenlason. “Tidak masalah jika Anda seorang wanita karier muda atau nenek, Anda bisa mendapatkan buku, dan warna, dan secangkir kopi, dan duduk untuk waktu yang baik.” (csmonitor.com)
Ikuti berita kami di Facebook
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...