MH370: Lokasi Pencarian Dipersempit
PERTH, SATUHARAPAN.COM - Tim pencari saat ini mempersempit lokasi pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang, setelah terdengar lebih banyak sinyal pada awal pekan ini.
Badan koordinasi pencarian yang dikepalai Angus Houston, marsekal udara purnawirawan, seperti diberitakan BBC News, mengumumkan pencarian pada Kamis (10/4) ini melibatkan 14 pesawat dan 13 kapal laut.
Tim pencari memusatkan perhatian di lokasi seluas 57.923 km, lokasi pencarian terkecil yang ditunjuk di areal tersebut.
Pada hari Rabu (9/4), salah seorang pejabat dari tim pencari meyakini timnya sedang bergerak di area yang tepat.
"Saya merasa optimistis akan menemukan pesawat, atau apa pun yang tersisa dari pesawat itu, dalam waktu yang tidak lama lagi," kata Angus Houston.
Jumlah Wisatawan Menurun
Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 menghilang pada tanggal 8 Maret itu, membawa sekitar 239 orang. Pesawat itu kehilangan kontak dengan pengawas lalu lintas udara dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Para pejabat Malaysia mengatakan berdasarkan data satelit, mereka meyakini penerbangan tersebut berakhir di Samudra Hindia bagian selatan, sekitar ribuan kilometer dari jalur penerbangan yang telah ditetapkan.
Sementara itu, berita terbaru seperti bisa dibaca di The Malaysia Insider menyebutkan, musibah hilangnya pesawat Malaysia Airlines berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan ke Malaysia.
Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia, Datuk Seri Nazri Aziz mengatakan 30.000 wisatawan Tiongkok membatalkan kunjungan ke Malaysia hingga 2015. Wisatawan Tiongkok menempati urutan ketiga terbanyak berkunjung ke Malaysia setelah Singapura dan Indonesia.
Musibah hilangnya pesawat Malaysia Airlines juga mempengaruhi target kunjungan wisata ke Malaysia. Negara itu menargetkan angka 28 juta wisatawan untuk tahun kunjungan 2014. (BBC/VOA/The Malaysia Insider)
Editor : Sotyati
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...