Microsoft: Kecerdasan Buatan Tak Punahkan Manusia
CALIFORNIA, SATUHARAPAN.COM – Kepala penelitian Microsoft, Eric Horvitz, tidak sependapat jika sistem kecerdasan buatan akan mengancam ras manusia.
“Sudah muncul kekhawatiran terkait dampak jangka panjang kecerdasan buatan. Terutama, bahwa kita kelak tidak akan mampu menguasai sepenuhnya kecerdasan buatan tersebut,” kata Horvitz. BBC News melansir pernyataannya, Rabu (28/1).
“Saya berpandangan bahwa kekhawatiran itu tidak akan terjadi,” kata lulusan Stanford University itu.
Presiden Association for the Advancement of Artificial Intelligence (2007-2009) itu mengatakan akan ada banyak manfaat dari kecerdasan buatan bila diterapkan di bidang sains, pendidikan, hingga ekonomi.
Pendapat Horvitz sangat berbeda dengan Stephen Hawking, salah satu ilmuwan terbaik dunia, yang Desember lalu mengatakan mesin-mesin yang bisa berpikir bisa berujung pada punahnya ras manusia.
“Pengembangan kecerdasan buatan (yang bisa berpikir) secara penuh bisa mengakhiri keberadaan manusia,” kata Hawking kepada BBC Selasa (2/12/14).
Hawking mengaku takut atas konsekuensi sebuah penciptaan yang bisa menandingi atau melampaui manusia. “Ia akan lepas landas dengan sendirinya, dan melakukan desain ulang pada titik yang makin meningkat,” kata penulis A Brief History of Time ini.
Hawking menilai bahwa peranti lunak kecerdasan buatan berpotensi mengembangkan dirinya sendiri dengan cepat. Sementara manusia dibatasi oleh evolusi biologis dan keberadaannya terancam oleh kecerdasan buatan.
“Manusia yang dibatasi oleh evolusi biologis yang lambat, tidak bisa bersaing, dan akan tergantikan,” kata pengidap kelumpuhan karena sklerosis lateral amiotrofik ini.
Kecerdasan Buatan
Menurut situs wikipedia.org, kecerdasan buatan (artificial intelligence atau hanya disingkat AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.
Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan, menyelesaikan persamaan integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam Informatika. Seperti contoh: pengenalan objek/muka, bermain sepak bola.
Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang ekonomi, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video game.
“Kecerdasan buatan” ini bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tapi juga mengkonstruksinya.
Baca juga:
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...