Milisi Kristen Suriah Berhasil Pukul Mundur ISIS
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Sekelompok milisi Kristen yang dibentuk untuk melindungi masyarakat di tengah kacaunya keamanan di Suriah, untuk pertama kalinya melakukan serangan terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) atau lazim dikenal sebagai ISIS di sepanjang perbatasan timur laut negara itu. Selama beberapa jam mereka berhasil mengusir ISIS dari 22 desa, sebelum dipukul mundur dalam sebuah serangan balik yang sengit.
Kelompok milisi Kristen mengatakan mereka sedang memeriksa laporan bahwa sekitar 200 warga sipil telah diculik oleh jihadis ISIS dalam pertempuran itu dan ditahan sebagai sandera.
Sejumlah pejuang milisi dari Dewan Militer Suriah, juga dikatakan hilang.
Dewan Militer Suriah, yang dikenal dengan inisial MFS dari Bahasa Ibrani, bahasa kuno gereja Kristen, didirikan pada tahun 2013 seiring dengan semakin dominannya jihadis ISIS di Suriah bagian utara.
MFS bersekutu dengan YPG, milisi Kurdi Suriah yang terlibat dalam mempertahankan kota Kobane. Dan pada hari Minggu lalu, mereka bersama-sama dalam penyerangan terhadap ISIS di provinsi Hassakeh timur laut.
Pada Minggu malam (22/2), pasukan gabungan ini mengklaim telah mengusir para jihadis ISIS dari 22 desa, termasuk dari sejumlah pemukiman yang ditempati oleh minoritas Katolik Asyur di antara kota Hassakeh dan perbatasan Turki.
Serbuan itu didukung oleh serangan bom dari koalisi pimpinan AS terhadap ISIS, yang telah melakukan 11 serangan udara di Hassakeh pada hari Minggu, memukul 10 unit taktis, menghancurkan dua kendaraan dan bunker milik ISIS.
Koalisi telah bekerja sama dengan YPG sejak pertempuran di Kobane, meskipun YPG sendiri berafiliasi erat dengan PKK, kelompok gerilya Kurdi yang berbasis di Turki, yang oleh AS dan PBB dianggap sebagai organisasi teroris.
Tidak jelas sejauh mana kendali ISIS di area itu sebelumnya. Namun, desa-desa itu telah menjadi sasaran serangan ISIS berulang-ulang, termasuk dalam satu kasus di mana para jihadis memasuki desa Tel Hormizd, dan memaksa penduduk menghapus salib dari gereja.
Pada Senin pagi, ISIS memukul balik, menyerang dan maju ke Tel Hormizd, dekat Tel Shamiran dan Tel Tawil serta beberapa desa lainnya. Menurut satu laporan, pejuang ISIS dipimpin oleh tokoh Chechnya yang terkenal, Omar al-Shishani.
Sebuah pernyataan terpisah yang dikeluarkan pada halaman Facebook kelompok yang berkampanye membantu orang Kristen melawan ISIS, mengatakan sejumlah besar orang Kristen telah ditangkap dalam serangan kemarin pagi.
"Orang-orang itu kemudian dibawa ke sebuah gunung yang disebut Abd al Aziz dan akan dijadikan sebagai sandera," katanya. "Para wanita dan anak-anak ditinggalkan di desa dengan dikawal oleh para jihadis ISIS."
"Seorang saksi yang ditinggalkan karena kesehatannya yang buruk, berhasil membunyikan tanda bahaya dan memberitahu anggota keluarganya di Kanada yang kemudian menyebarkan berita tentang kekejaman terbaru ISIS."
The Telegraph, yang menurunkan laporan ini, tidak dapat dengan segera menghubungi saksi-saksi ini, dan tidak pula mendapat konfirmasi terpisah. Seorang juru bicara MFS mengatakan ISIS telah menculik banyak warga dari desa-desa Kristen baru-baru ini, tetapi tidak mengkonfirmasi insiden kali ini.
Seorang pria yang minta tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada The Telegraph dua paman ibunya dan beberapa sepupu telah ditangkap. "Ibuku menguhubungi ponsel sepupunya," katanya.
"Mereka dijawab oleh seorang pria yang mengatakan bahwa mereka telah menangkap orang-orang tersebut. Jangan menelepon lagi. Kami takut mereka telah disandera, "katanya.
Orang-orang Kristen lainnya mengungsi ke kota Tel Temir di Sungai Khabur. Andy Darmoo, yang menjalankan sebuah lembaga amal yang berbasis di London untuk komunitas Kristen Assyria, mengatakan dia juga berusaha untuk menyelidiki laporan tersebut.
Pernyataan MFS juga menyatakan bahwa empat tentara mereka hilang di Tel Hormizd, setelah bertempur sampai akhir.
Aliansi Kristen dan Kaum Minoritas Lainnya
Berkembangnya aliansi antara pejuang Kurdi dan kelompok minoritas lainnya, bersama dengan beberapa faksi pembebasan Suriah merupakan perkembangan baru. Tampaknya hal ini telah didorong oleh Amerika dan sekutu Baratnya yang tiada hentinya mengusahakan membentuk kelompok pejuang yang solid untuk dapat kembali bertempur di berbagai sisi.
Selama ini YPG kurang mendapat kepercayaan dari Turki karena hubungannya dengan PKK, yang pada gilirannya menuduh Turki secara terbuka berkolaborasi dengan ISIS yang menentangnya.
Namun, Turki yang belakangan ini menjadi lebih peduli pada ancaman ISIS terhadap penduduknya, tampaknya mulai berubah. Hal itu dikonfirmasi pada Senin bahwa YPG telah membantu angkatan bersenjata Turki menjaga kuil Sulaiman Shah, sebuah daerah kantong wilayah Turki di dalam wilayah Suriah, melalui Kobane.
The Syrian Observatory of Human Rights, sebuah kelompok pemantau HAM yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa 1.465 pejuang ISIS telah dibunuh oleh serangan udara koalisi sejak mereka memulainya pada bulan September.
Selain itu, mereka telah membunuh 73 pejuang dari Jabhat al-Nusra, cabang al-Qaeda di Suriah, dan 62 warga sipil
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...