Militer Afrika Barat Akan Intervensi ke Niger, Pulihkan Pemerintahan
ABUJA, SATUHARAPAN.COM-Kepala pertahanan Afrika Barat telah membuat rencana intervensi militer potensial untuk membalikkan kudeta minggu lalu di Niger, termasuk bagaimana dan kapan mengerahkan pasukan, kata seorang pemimpin Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) pada hari Jumat (4/8).
Blok regional tidak akan membocorkan kepada komplotan kudeta kapan dan di mana ia akan menyerang. Keputusan itu yang akan diambil oleh para kepala negara, kata Abdel-Fatau Musah, komisioner ECOWAS untuk urusan politik, perdamaian dan keamanan.
“Semua elemen yang akan masuk ke intervensi akhir telah dikerjakan di sini, termasuk sumber daya yang dibutuhkan, bagaimana dan kapan kita akan mengerahkan pasukan,” katanya pada penutupan pertemuan tiga hari di ibu kota Nigeria, Abuja.
ECOWAS telah memberlakukan sanksi terhadap Niger dan mengatakan dapat mengizinkan penggunaan kekuatan jika para pemimpin kudeta tidak mengembalikan kekuasaan kepada Presiden terpilih Mohamed Bazoum pada hari Minggu (6/8).
Badan beranggotakan 15 orang itu mengirim delegasi ke Niger pada Kamis untuk mencari "resolusi damai", tetapi sebuah sumber di rombongan mengatakan pertemuan di bandara dengan perwakilan junta tidak menghasilkan terobosan.
“Kami ingin diplomasi berhasil, dan kami ingin pesan ini disampaikan dengan jelas kepada mereka bahwa kami memberi mereka setiap kesempatan untuk membalikkan apa yang telah mereka lakukan,” kata Musah.
Tutup Wilayah Udara
Penguasa militer Niger mengumumkan pada hari Minggu (6/8) bahwa mereka telah menutup wilayah udara negara itu, memperingatkan bahwa setiap upaya untuk melanggarnya akan mendapat "tanggapan yang energik dan segera."
"Menghadapi ancaman intervensi, yang menjadi lebih jelas melalui persiapan negara-negara tetangga, wilayah udara Niger ditutup mulai hari ini pada Minggu... untuk semua pesawat hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata penguasa baru negara itu dalam sebuah pernyataan.
Pengumuman itu dikeluarkan karena tenggat waktu dari blok Afrika Barat, ECOWAS, bagi mereka untuk menyerahkan kembali kekuasaan kepada Presiden Mohamed Bazoum yang terpilih secara demokratis akan berakhir.
ECOWAS pekan lalu mengeluarkan ultimatum kepada penguasa militer baru Niger untuk mundur dalam waktu sepekan atau menghadapi kemungkinan intervensi militer.
Bazoum digulingkan pada 26 Juli ketika anggota pengawalnya sendiri menahannya di kursi kepresidenan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...