Militer AS Pertimbangkan Kaum Transgender Jadi Serdadu
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Militer Amerika Serikat tengah mempertimbangkan untuk membolehkan kaum transgender bertugas sebagai serdadu dalam angkatan bersenjata.
Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter mengatakan sebuah kelompok akan melakukan kajian apakah pencabutan larangan yang sebelumnya diterapkan pada kaum transgender akan berimbas negatif terhadap militer.
“Aturan Departemen Pertahanan saat ini mengenai personel transgender sudah usang dan menimbulkan ketidakpastian,” kata Carter.
Pada 2011, militer AS mengakhiri kebijakan ‘jangan tanya, jangan ceritakan’ yang membuat kaum gay dapat bertugas sebagai serdadu di medan tempur.
Bahkan, menurut Carter, ada sejumlah serdadu, pelaut, penerbang, dan anggota marinir yang sejatinya transgender. Namun, karena kebijakan larangan terhadap kaum transgender masih berlaku, mereka tidak dapat mengungkap jati diri mereka yang sebenarnya.
Kini, seiring dengan hadirnya kelompok kajian yang akan meninjau pencabutan larangan tersebut, muncul pertanyaan apakah militer akan membayar operasi atau perawatan lain yang berhubungan dengan pergantian kelamin jika pencabutan larangan jadi diberlakukan.
Sejumlah petinggi pejabat militer mengatakan masa peninjauan selama enam bulan akan membuat angkatan bersenjata AS dapat memastikan apakah militer sanggup menyediakan layanan kesehatan, perumahan, dan pelatihan bagi kaum transgender. (bbc.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...