Militer Ethiopia akan Bergabung di Somalia Tumpas Al-Shabaab
ADDIS ABABA, SATUHARAPAN.COM - Ethiopia mempertimbangkan menyatukan pasukannya di Somalia ke dalam misi Uni Afrika (AU) yang didukung PBB ketika upaya dilakukan untuk meningkatkan operasi menumpas kelompok gerilya Al-Shabaab, kata sejumlah pejabat, Minggu (10/11).
Pasukan Ethiopia memasuki Somalia pada November 2011 untuk membantu misi AU di Somalia (AMISOM) dan pasukan pemerintah, namun menolak menyatukan prajuritnya ke dalam pasukan Uni Afrika tersebut.
"Diperlukan lebih banyak pasukan Afrika, dan jika ada permintaan, maka... kami bersedia mempertimbangkan lagi posisi kami," kata juru bicara pemerintah Getachew Reda kepada AFP.
Getachew tidak bisa memastikan kapan keputusan akan diambil namun mengatakan, jumlah pasukan Ethiopia di Somalia ratusan - tidak akan ditambah.
Ethiopia berbagi perbatasan bersama dengan Somalia dan pasukannya menguasai pangkalan-pangkalan penting Al-Shabaab di Somalia baratdaya, termasuk Baidoa dan Beledweyne.
AMISOM yang didanai PBB, yang mencakup pasukan Kenya, Uganda dan Burundi, berada di Somalia sejak 2007, dan Dewan Keamanan PBB diperkirakan segera mensahkan penambahan 4.000 prajurit lagi untuk pasukan itu, sehingga jumlahnya sekitar 22.000.
Al-Shabaab mengejutkan dunia dengan serangan di pusat perbelanjaan di Nairobi, yang dimulai Sabtu siang (21 September), ketika orang-orang bersenjata menyerbu ke dalam kompleks pertokoan itu dengan menembakkan granat dan senjata otomatis serta membuat pengunjung toko yang panik lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.
Kelompok itu menyandera sejumlah orang dan terlibat dalam ketegangan dengan polisi dan pasukan hingga Selasa (24 September), ketika Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa bentrokan telah berakhir dan sedikitnya 67 orang tewas.
Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.
Pasukan Kenya menyerang pangkalan-pangkalan Al-Shabaab sejak dua tahun lalu dan kemudian bergabung dengan pasukan Uni Afrika berkekuatan 17.700 orang yang ditempatkan di Somalia.
Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia dukungan PBB.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (AFP/Ant)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...