Militer Sudan Berhentikan Dubes di Beberapa Negara
KHARTOUM, SATUHARAPAN.COM-Panglima militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, memberhentikan enam duta besar Sudan dari jabatan mereka, termasuk yang ditugaskan di Washington dan Paris, laporan TV pemerintah pada hari Rabu (27/10).
Keputusan itu termasuk duta besar Sudan untuk AS, UE, Prancis, China, Qatar, dan kepala misi Sudan ke Jenewa.
Militer Sudan merebut kekuasaan dari pemerintah transisi pada hari Senin. Burhan memerintahkan pembubaran pemerintah dan menyatakan keadaan darurat. Jenderal itu mengatakan dia mencoba untuk mencegah "perang saudara" di negara itu.
Ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes kudeta militer. Beberapa orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan.
Burhan telah menahan Abdalla Hamdok, perdana menteri dari pemerintah transisi yang digulingkan, dengan alasan itu demi keselamatannya. Namun Hamdok telah dibebaskan. Para menteri dan pemimpin sipil lainnya masih ditahan.
Negara-negara Barat meminta pemerintah Hamdok untuk segera dipulihkan, menekankan bahwa mereka hanya mengakui perdana menteri dan kabinetnya sebagai pemimpin konstitusional Sudan.
Uni Afrika menangguhkan keanggotaan Sudan pada hari Rabu sampai pemerintahan sipil dipulihkan, menolak pengambilalihan militer sebagai perebutan kekuasaan yang “tidak konstitusional”.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...