Minim Sentimen Positif, IHSG dan Rupiah Tertekan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (7/5) dibuka turun 2,43 poin atau 0,05 persen menjadi 4.832,04, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,29 poin (0,04 persen) ke 815,04. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp 11.524 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.519 per dolar AS.
“Bursa saham Asia pagi ini dibuka relatif melemah, termasuk IHSG BEI menyusul minimnya sentimen positif baru,” kata analis Samuel Sekuritas, Tiesha Narandha Putri di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tertekannya saham-saham di bursa AS terutama di sektor perbankan dan teknologi, memberi imbas negatif pada bursa Asia.
Kendati demikian, lanjut dia, kembali menguatnya harga logam dunia berpotensi memberi sentimen positif bagi saham sektor pertambangan di dalam negeri pada Rabu ini.
Sementara itu, Tim Analis Mandiri Sekuritas mengemukakan investor sedang menanti pengumuman tingkat suku bunga acuan (BI Rate) yang sedianya akan diumumkan Bank Indonesia pada 8 Mei 2014.
Di sisi lain, lanjut dia, pasar juga menantikan rilis hasil rekapitulasi pemilihan legislatif yang akan ditetapkan pada 9 Mei 2014.
“IHSG berpotensi mixed to up namun masih dalam kisaran terbatas. Hari ini indeks BEI diperkirakan bergerak di kisaran 4.814-4.860 per dolar AS,” kata dia.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 183,49 poin (0,83 persen) ke posisi 21.792,84, indeks Nikkei turun 324,12 poin (2,24 persen) ke 14.126,92 dan Straits Times melemah 16,14 poin (0,51 persen) ke posisi 3.228,95.
Kurs Dolar-Rupiah Rp 11.524
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp 11.524 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.519 per dolar AS.
“Laju nilai tukar rupiah cenderung bergerak mendatar, tampaknya laju mata uang domestik itu baru merespons perlambatan ekonomi Indonesia yang hanya tumbuh sebesar 5,21 persen pada kuartal I 2014 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 5,78 persen,” ujar Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
Dari eksternal, lanjut dia, sebagian pelaku pasar cenderung menghindari aset berisiko setelah beberapa data ekonomi Tiongkok seperti indeks manufaktur yang dirilis pada awal pekan ini di luar ekspektasi pasar.
Ia menambahkan bahwa optimisme pasar kembali akan diuji pada pekan ini, Pemerintah Tiongkok akan merilis data perdagangan dan inflasi guna memberikan petunjuk apakah data tersebut mampu meredam kecemasan isu perlambatan.
Kendati demikian, kata Reza Priyambada, mata uang euro dan pound sterling Inggris yang terapresiasi terhadap dolar AS seiring dengan meningkatnya indeks manufaktur di sejumlah negara-negara Euro dapat memberikan sentimen positif bagi kinerja ekspor Indonesia sehingga dapat mendorong rupiah kembali ke area positif.
Sementara itu Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan optimisme menjelang pemilu Presiden 2014 masih dapat memberikan topangan bagi mata uang rupiah.
Menurut dia, euforia pemilu masih akan terjaga sehingga psikologis investor tidak dilanda kecemasan untuk berinvestasi di dalam negeri. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...