Momika Kembali Aksi Robek Al Quran, Perempuan Semprotkan Pemadam Api
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM-Polisi Swedia menahan seorang perempuan pada hari Jumat (18/8) yang menyemprot seorang aktivis anti Islam dengan alat pemadam api saat dia melakukan protes pembakaran Al Quran di luar Kedutaan Besar Iran di Stockholm, Swedia.
Video adegan menunjukkan perempuan itu bergegas mendekati Salwan Momika dan menyemprotkan bubuk putih ke arahnya sebelum dia dicegat oleh petugas polisi berpakaian preman yang membawanya pergi.
Momika, yang tampak terkejut namun tidak terluka, kemudian melanjutkan demonstrasinya yang telah diizinkan oleh polisi.
Juru bicara polisi, Towe Hägg, mengatakan perempuan itu, yang tidak disebutkan identitasnya oleh polisi, ditahan karena dicurigai mengganggu ketertiban umum dan melakukan kekerasan terhadap petugas polisi.
Momika, seorang pengungsi dari Irak, telah melakukan demonstrasi dengan merobel dan membakar Al Quran dalam serangkaian protes anti Islam yang menimbulkan kemarahan di banyak negara Muslim. Polisi Swedia telah mengizinkan demonstrasinya, dengan alasan kebebasan berbicara sambil mengajukan tuduhan awal ujaran kebencian terhadapnya.
Targetnya Islam Bukan Muslim
Jaksa sedang menyelidiki apakah tindakannya diperbolehkan berdasarkan undang-undang ujaran kebencian Swedia, yang melarang hasutan kebencian terhadap kelompok atau individu berdasarkan ras, agama, atau orientasi seksual. Momika mengatakan protesnya menargetkan agama Islam, bukan orang Muslim.
Pembakaran Al Quran telah memicu protes kemarahan di negara-negara Muslim, serangan terhadap misi diplomatik Swedia dan ancaman dari ekstremis Islam.
Swedia pada hari Kamis menaikkan kewaspadaan terornya ke tingkat tertinggi kedua, mengatakan negara itu telah menjadi target prioritas kelompok teroris.
Momika mengatakan dia akan terus membakar Al Quran meskipun ada ancaman yang diarahkan padanya dan Swedia, dengan mengatakan dia ingin melindungi penduduk Swedia dari pesan Al Quran. "Saya memiliki kebebasan berbicara," katanya dikutip kantor berita Swedia TT.
Para pemimpin Muslim di Swedia telah meminta pemerintah untuk menemukan cara menghentikan pembakaran Al Quran.
Swedia mencabut undang-undang penghujatan terakhirnya pada tahun 1970-an dan pemerintah mengatakan tidak berniat untuk memperkenalkannya kembali. Namun, pemerintah pada hari Jumat (18/8) mengumumkan penyelidikan tentang kemungkinan hukum untuk memungkinkan polisi menolak izin demonstrasi karena masalah keamanan nasional.
Menurut Menteri Kehakiman, Gunnar Strömmer, penyelidikan akan mempelajari undang-undang di negara-negara seperti Prancis, Norwegia, dan Belanda yang menurutnya memiliki kebebasan berbicara yang luas tetapi “lingkup yang lebih besar untuk memasukkan keamanan dalam jenis penilaian ini.”
Pembakaran Al Quran telah mendorong beberapa negara untuk memperbarui peringatan perjalanan mereka ke negara Skandinavia tersebut. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Swedia mengeluarkan peringatan keamanan pekan ini yang memperingatkan "kemungkinan serangan balasan oleh teroris" dan mendesak warga AS untuk berhati-hati saat pergi ke tempat umum yang ramai dan di sekitar fasilitas diplomatik. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...