Monumen Peringatan Genosida Armenia di Prancis Dirusak
Tuduhan ditujukan pada kelompok ultra nasionalis Truki.
LYON, SATUHARAPAN.COM-Sebuah asosiasi Armenia di Prancis menyatakan kemarahannya setelah pusat peringatan genosida Armenia dirusak dengan slogan-slogan pro Turki. Insiden di kota Decines-Charpieu di luar Lyon terjadi dengan latar belakang ketegangan komunal yang intens di Prancis antara minoritas Armenia dan komunitas Turki atas konflik di Nagorno-Karabakh.
Turki telah dengan kuat mendukung sekutunya Azerbaijan dalam konflik selama beberapa pekan terakhir di Nagorno-Karabakh, bagian dari Azerbaijan tetapi dikendalikan oleh separatis Armenia sejak perang tahun 1990-an ketika Uni Soviet pecah.
Pusat National Memorial Armenian dicat kuning huruf raksasa "RTE" yang mengacu pada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan kata-kata "Serigala Abu-abu", sebuah gerakan nasionalis Turki terkemuka, dalam bahasa Prancis.
Pada tugu peringatan genosida Armenia itu juga ditulisi dengan berbagai caian terhadap Armenia.
"Penodaan ini... adalah salah satu dari serangkaian peristiwa yang ditujukan untuk meneror dan mengintimidasi warga Prancis yang berasal dari Armenia," kata Komite Pertahanan untuk Penyebab Armenia (CDCA) dalam sebuah pernyataan.
Perang di Nagorno Karabakh
Wilayah Lyon adalah rumah bagi salah satu komunitas Armenia terbesar di Prancis, yang berpusat di sekitar Decines-Charpieu. Empat orang terluka pada Rabu dalam bentrokan antara tersangka nasionalis Turki dan Armenia yang memprotes serangan militer Azerbaijan.
CDCA menuduh negara Prancis "pasif" dalam menghadapi ancaman itu dan Wali Kota Decines-Charpieu, Laurence Fautra, mengatakan komunitas Armenia membutuhkan perlindungan fisik.
Pejabat lokal tertinggi di kawasan itu, prefek Pascal Mailhos, menulis di Twitter bahwa dia "mengecam keras" kerusakan pada pusat peringatan itu dan bersumpah akan melakukan segalanya untuk menemukan orang-orang di baliknya.
Orang Armenia telah lama berjuang bahwa pembunuhan massal terhadap nenek moyang mereka oleh Kekaisaran Ottoman selama Perang Dunia I diakui sebagai genosida. Prancis adalah salah satu dari beberapa negara yang mengakuinya. Namun Turki modern dengan tegas menolak penggunaan istilah tersebut, dengan mengatakan banyak nyawa hilang di kedua sisi selama masa perang.
Sementara itu dilaporkan bahwa Prancis melarang kelompok ultra nasionalis Turki yang dikenal sebagai Serigala Abu-abu, kata menteri dalam negeri hari Senin (2/11), setelah peringatan pembunuhan massal orang-orang Armenia dirusak pada akhir pekan.
Pembubaran “Grey Wolves” akan diajukan ke kabinet Prancis pada hari Rabu, kata Gerald Darmanin, kepada komite parlemen. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...