Monyet Ekor Panjang Hasil Razia Topeng Monyet di Jakarta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Jenis primata monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang dijadikan sebagai pertunjukan topeng monyet hasil razia tersisa 30 individu. Mereka akan dilepasliarkan.
Monyet hasil razia yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2014 lalu, telah berhasil mengumpulkan sebanyak106 individu, dan beberapa sudah dikembalikan ke habitatnya berdasarkan hasil penyeleksian di Balai Kesehatan Hewan dan Ikan, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jalan RM Harsono, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Bertempat di sebuah kandang berukuran sekitar 6x4 meter, monyet-monyet tersebut kini dirawat dan dijaga supaya steril dari penyakit. Perawatan mulai pengecekan secara klinis sampai dengan penjadwalan pola makanan secara teratur dilakukan oleh para relawan yang tergabung dalam Jakarta Animal Aid Network (JAAN). Ini adalah sebuah lembaga yang selama ini aktif dalam perlindungan satwa-satwa liar dan dilindungi yang dipelihara manusia.
“Setiap hari kami beri makan dua kali sehari, jam 07.00 WIB dan jam 15.00 WIB sore,” kata Muslimin salah satu relawan yang sudah dari tahun 2013 bergabung di JAAN saat dijumpai di lokasi perawatan hari Kamis (4/1). Muslimin (25) mengatakan, dalam sehari monyet yang berada di tiga kandang tersebut menghabiskan sekitar 40 kilogram bahan makanan yang terdiri dari sayur-sayuran, dan juga buah. Kemudian untuk kebutuhan nutrisi, biasanya kami memberi kandungan daging seperti hewan jangkrik, setiap dua kali dalam seminggu.
Muslimin ditemani oleh dua rekannya yaitu Fauzi dan Angga yang juga ikut membantu merawat monyet-monyet tersebut secara bergantian. Ketiganya saling bekerja sama untuk mengatur perawatan dan juga pengecekan. “Saya jarang pulang ke rumah, ya tinggalnya di sini, paling dua bulan sekali pulang ketemu istri di kampung,” kata Fauzi yang sejak awal sudah bergabung di lembaga JAAN.
Dari 106 individu monyet hasil sitaan seluruhnya ditandai dengan teknologi microchip. “Pemasangan microchip sebetulnya untuk menandakan saja, apabila monyet-monyet yang sudah dilepasliarkan tersebut ditangkap atau dipelihara oleh orang, kita bisa menemukan tanda tersebut,” kata Muslimin. Selama setahun kemarin beberapa monyet sudah dilepasliarkan (release) ke habitatnya di kawasan Pulau Panaitan, Ujung Kulon, dan juga beberapa wilayah di Jawa Barat.
“Sampai saat ini monyet tersebut kondisinya masih baik di alam dan cepat beradaptasi,” kata Fauzi. Dia menambahkan, dalam waktu dekat ini mereka akan melakukan pelepasan beberapa individu lagi. "Kalau semuanya sudah siap, mungkin di pertengahan bulan Maret, nanti kita cek lagi," katanya.
Monyet ekor panjang merupakan jenis monyet asli Asia Tenggara yang penyebarannya hampir di seluruh wilayah Asia. Monyet yang juga sering dinamakan kera ini sangat adaptif dan termasuk satwa liar yang mampu mengikuti perkembangan peradaban manusia. Ini adalah jenis monyet berukuran kecil dengan panjang tubuh dari kepala sampai ekor sekitar 40-65 centimeter dan berat sekitar 5-9 kilogram dan seluruh tubuhnya berwarna abu-abu sedikit kecoklatan.
Meski tergolong aman secara populasi dan penyebarannya berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN) masuk kategori least concern atau risiko rendah, jenis primata monyet ekor panjang ini sangat rentan terhadap perburuan, serta perdagangan satwa ilegal.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...