Morroco's Breakdance
Jelang Pertandingan Ketiga Fase Grup B
SATUHARAPAN.COM - Kesebelasan Iran, Portugal, dan Spanyol sama-sama berpeluang untuk lolos ke babak berikutnya jika memenangi pertandingan terakhirnya pada fase grup B Piala Dunia 2018. Persaingan sengit terjadi antara Iran dan Portugal. Hasil imbang akan meloloskan Portugal apapun hasil yang terjadi pada laga Maroko melawan Spanyol.
Tidak ada pilihan lain bagi Iran selain memenangi pertandingan terakhirnya melawan Portugal agar lolos ke babak berikutnya. Jika Iran mampu mengalahkan Portugal, kesebelasan Spanyol tetap lolos meskipun kalah saat menghadapi Maroko dengan catatan kekalahan yang dialaminya tidak lebih buruk dari Portugal.
Sementara jika kedua pertandingan berakhir imbang Portugal bersama Spanyol akan melenggang ke babak berikutnya. Pemuncak grup ditentukan seberapa besar hasil imbang kedua pertandingan tersebut. Persaingan ketiga kesebelasan yang ingin lolos dari fase grup B akan berlangsung hingga peluit akhir pertandingan.
Pertaruhan Dua Pelatih Portugal
Barisan pertahanan kesebelasan Iran benar-benar diuji pada laga kedua fase grup B saat menghadapi tim favorit Spanyol. Bermaterikan pemain bintang di semua lini, Spanyol menguasai jalannya pertandingan dan hasilnya mereka memaksa Iran mengakui kekalahan meskipun harus bekerja keras membongkar pertahanan yang digalang Rezaeian-Hosseini.
Pada pertandingan terakhir fase grup B yang mempertemukan Iran melawan kesebelasan Portugal menjadi reuni bagi pelatih Carlos Queiroz. Pada PD 2010, Queiroz mengantarkan Portugal hingga babak 16-besar sebelum langkahnya dihentikan oleh Spanyol. Fernando Santos menjadi pelatih Portugal sejak 2014 menggantikan Paulo Bento yang dianggap gagap membawa Portugal berprestasi di PD 2014 setelah tidak lolos dari fase grup. Di tangan Santos untuk pertama kali kesebelasan Portugal mengangkat trofi Piala Eropa pada tahun 2016. Pada PD 2014 Santos membawa kesebelasan Yunani lolos hingga babak 16-besar sebelum dikalahkan Kosta Rika melalui babak adu penalti.
Pertemuan Iran melawan Portugal akan lebih banyak diwarnai adu strategi dua pelatih Portugal memainkan pola jogo bonito yang kenyang pengalaman pada ajang Piala Dunia. Sedikit banyak Queiroz turut membangun dan memberikan warna pada kesebelasan Portugal saat ini. Pada saat awal menangangi Portugal, Queiroz mulai memberikan tempat kepada pemain muda Christiano Ronaldo, Moutinho, Pepe serta kiper Rui Patricio yang saat ini menjadi pemain kunci Portugal. Di bawah kepelatihan Queiroz, Iran yang tidak lolos pada PD 2010 kembali masuk ke babak final PD 2014 dan 2018.
Pertemuan Iran-Portugal menjadi pertaruhan dua pelatih Portugal yang sama-sama telah memberikan kontribusi bagi timnas Portugal. Dengan menggunakan pola 4-4-2 Queiroz lebih diuntungkan karena mengetahui sisi-sisi kekuatan sekaligus kelemahan Portugal.
Belajar dari kekalahan Maroko saat menghadapi Portugal, ada baiknya pemain belakang Iran Rezaeian-Hosseini mengantisipasi gol cepat di awal pertandingan. Pada menit-menit awal saat pemain masih beradaptasi dengan pertandingan, Christiano Ronaldo (CR7) kerap membuat serangan mendadak untuk mengganggu konsentrasi barisan pertahanan lawan dan kerap pula berbuah hasil.
Hingga babak kedua fase grup bisa dikatakan hampir semua kesebelasan memiliki kemampuan berimbang. Tim-tim yang mampu membuka celah pertahanan yang kerap mendapatkan keuntungan.
Kesebelasan Portugal meskipun masih mengandalkan pemain-pemain senior, beberapa pemain mudanya sudah mulai menemukan tempatnya di timnas. Hajsafi-Dejagah-Ghoddos harus lebih memperhatikan pergerakan Bernardo Silva-Guedes untuk memotong aliran bola Portugal yang masih terpusat ke CR7. Strategi itu cukup berhasil dijalankan pemain Maroko sehingga pada babak kedua Maroko justru mampu menguasai pertandingan saat menghadapi Portugal.
Kejelian kedua pelatih akan sangat berpengaruh pada hasil akhir pertandingan. Baik Santos maupun Queiroz tentunya telah menyiapkan strategi untuk membongkar dan menguasai lapangan tengah. Queiroz sedikit lebih diuntungkan dengan pengalaman pernah menangani tim Portugal saat ini, dan saat bersamaan pemain Iran dalam semangat tinggi saat peluang untuk membuat sejarah lolos fase grup cukup terbuka.
Perkiraan susunan pemain:
Iran (4-4-2) : Beiranvand (gk), Rezaeian, Montazeri, Mohammadi, Hosseini, Hajsafi, Dejagah, Ghoddos, Ghoochannejhad/Ebrahimi, Azmoun, Taremi. | pelatih: Carlos Queiroz
Portugal (4-4-2) : Patricio (gk), Cedric, Pepe, Fonte, Guerreiro, Bernardo Silva, William, Moutinho/A. Silva, Guedes, Andre Silva/Quaresma, C. Ronaldo. | pelatih: Fernando Santos
Morroco's breakdance
Meski kalah pada pertandingan kedua saat menghadapi Portugual, kesebelasan Maroko banyak merebut hati penonton di senatero dunia. Ini tidak terlepas dari penampilan Benatia dan kawan-kawan yang mampu menguasai pertandingan hingga menit terakhir. Aliran bola dari Benatia-Dirar menuju pemain depan Belhanda-Boutaib melalui Ziyech-Ambrabat dalam umpan-umpan pendek yang cepat diselingi dengan umpan silang untuk memecah barisan pertahanan Portugal.
Umpan-umpan pendek itu mirip dengan tiki-taka yang kerap dilakukan oleh pemain-pemain Spanyol, namun pemain Maroko menambah dengan beberapa gerakan kecil patah-patah saat akan mengumpan pada kawannya sekaligus mengecoh lawannya. Dengan gerakan umpan pendek patah-patah tersebut pemain Maroko tidak takut bermain jarak dekat. Sepanjang babak kedua mereka menguasai pertandingan. Rapatnya barisan pertahanan membuat pemain Maroko gagal menyarangkan gol ke gawang Rui Patricio.
Bertemu kesebelasan Spanyol di pertandingan terakhir fase grup B yang sudah tidak berpengaruh bagi Maroko, Benatia akan kembali bertemu kesebelasan yang memiliki gaya permainan seperti Portugal. Kesebelasan Spanyol dengan tiki-taka-nya yang menumpukan pada pergerakan barisan gelandang dalam umpan-umpan pendek cepat akan beradu dengan gaya yang hampir sama dari gelandang Maroko.
Pada pertandingan keduanya gelandang Boussoufa-el-Ahmadi mampu meredam permainan kreatif Moutinho-William Carvallho. Hingga berakhirnya pertandingan lima gelandang Maroko telah menemukan bentuk permainan terbaiknya. Sajian permainan Maroko saat menghadapi Portugal menjadi salah satu tontonan menarik dalam perhelatan PD 2018.
Menghadapi Spanyol, pelatih Herve Renard akan mempertahankan permainan terbaiknya saat menghadapi Portugal. Lima gelandang Maroko akan beradu dengan barisan gelandang Spanyol yang masih mengandalkan Iniesta dan Busquets sebagai pengatur serangan.
Dari komposisi-materi pemain, Maroko kalah hampir di semua lini dibanding Spanyol yang memiliki barisan gelandang-penyerang muda sebagaimana Portugal. Baik Portugal maupun Spanyol hanya memerlukan hasil imbang pada pertandingan terakhirnya untuk bisa lolos fase grup B. Tekanan yang dihadapi Portugal relatif lebih ringan dibanding Spanyol mengingat Iran yang dihadapi Portugal punya beban lebih besar memenangi pertandingan agar bisa lolos.
Berbeda dengan Maroko yang praktis peluang untuk lolos sudah tertutup tentunya akan bermain lepas pada pertandingan terakhir saat menghadapi Spanyol. Dengan permainan yang semakin padu, Benatia dan kawan-kawan akan merepotkan barisan gelandang-bertahan Spanyol, bahkan bisa jadi mencuri kemenangan di laga terakhir melengkapi penampilan Morroco's breakdance yang menawan. Kalaupun ada sedikit kekurangan pada Maroko adalah tidak adanya penyerang yang mematikan meskipun sejauh ini pergerakan Ziyech dan Ambrabat kerap membahayakan gawang lawan.
Spanyol sendiri dengan kemenangan 1-0 saat menghadapi Iran cukup percaya diri menghadapi pertandingan terakhir fase grup. Tidak ada yang meragukan kemampuan pemain-pemain Spanyol. Gelandang muda-senior sudah mulai padu permainannya, begitupun penyerang Diego Costa sudah mulai menemukan permainan terbaiknya dengan mencetak tiga gol dalam dua laga. Yang masih diragukan adalah keberadaan pelatih.
Pemecatan Lopetegui sejauh ini masih belum tergantikan perannya oleh pelatih pengganti Hierro. Jika dalam tekanan kesebelasan Maroko yang mulai menunjukkan trend permainan impresifnya, bisa jadi Hierro akan bermain aman untuk menjaga peluang lolos grup untuk selanjutnya menyusun strategi yang lebih matang di fase gugur. Di lapangan hijau sebagai pemain, Hierro telah membuktikan bahwa dirinya adalah salah satu pengatur pertahanan-serangan terbaik yang pernah dimiliki Spanyol. Ini saatnya bagi Hierro membuktikan di luar lapangan dirinya pun patut dipehitungkan. Ini akan menjadi ujian pertama bagi Hierro setelah pada dua pertandingan awal Spanyol tidak tampil secara maksimal, dan Hierro harus menghadapi kesebelasan yang sedang menanjak performanya dengan Morroco's breakdnace-nya.
Perkiraan susunan pemain:
Maroko (4-2-3-1) : Munir (gk), Dirar, Benatia, Saiss, Haikimi/Feddal, Fajr, el-Ahmadi, Ziyech, Belhanda, Amrabat, Boutaib.| pelatih: Herve Renard
Spanyol (4-3-3) : De Ghea (gk), Carvajal, Ramos, Pique, Jordi Alba/Azpilicueta, Iniesta, Busquets/Koke, Thiago, Asensio/D. Silva, Costa, Isco.| caretaker pelatih: Hierro
Jadwal pertandingan
Pertandingan babak ketiga fase grup B mempertemukan Maroko melawan kesebelasan Spanyol dan Iran melawan Portugal akan berlangsung pada waktu yang bersamaan, Senin (25/6) pukul 21.00 waktu setempat atau Selasa (26/6) pukul 01.00 WIB.
Kesebelasan Maroko dan Spanyol akan menjalani pertandingan di Arena Baltika, Kaliningrad sementara pertandingan Iran-Portugal digelar di Mordovia Arena, Saransk.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...