Loading...
HAM
Penulis: Bayu Probo 22:55 WIB | Kamis, 18 Juni 2015

Motif Kebencian Ras, Pemuda Tembaki Gereja Kulit Hitam AS

Pendeta Clementa Pinckney satu dari 9 korban tewas. Ia adalah pemimpin Emanuel African Methodist Episcopal Church yang diserang tersebut. Ia juga dikenal sebagai Senator South Carolina yang merupakan tokoh Partai Demokrat. (Foto: allhiphop.com)

CHARLESTON, SATUHARAPAN.COM – Seorang pria kulit putih bersenjata menjadi buron pada Kamis (18/6) pagi setelah menembak dan membunuh beberapa orang di sebuah gereja bersejarah yang digunakan penduduk kulit hitam untuk beribadah di pusat kota Charleston, South Carolina dalam serangan mengerikan yang disebut polisi sebagai kejahatan kebencian.

Para jemaat menghadiri persekutuan doa di Emanuel African Methodist Episcopal Church pada Rabu malam ketika pria tersebut memasuki gereja dan melepaskan tembakan, kata Kepala Kepolisian Charleston, Gregory Mullen.

Penembakan terjadi ketika ketegangan soal ras sedang memanas di Amerika, setelah terjadi beberapa pembunuhan terhadap pria kulit hitam di tangan polisi kulit putih dalam beberapa bulan terakhir yang menyebabkan kerusuhan dan debat nasional mengenai ras.

Dalam penembakan pada Rabu itu, delapan orang tewas di dalam gereja, dan korban lainnya tewas di pusat trauma. Beberapa orang lainnya terluka.

“Sampai saat ini, kami mendapati sembilan korban dalam kejahatan mengerikan ini,” ujar Mullen kepada wartawan.

Salah satunya adalah Pendeta Clementa Pinckney. Ia adalah pemimpin gereja yang diserang tersebut. Ia juga dikenal sebagai Senator South Carolina yang merupakan tokoh Partai Demokrat. Sebelumnya kejadian, Pinckney sempat bertemu dengan mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton. Clinton datang ke South Carolina sebagai bagian dari kampanye presiden.

Seorang pejabat penegak hukum federal mengidentifikasi pria bersenjata sebagai Dylann Roof, kulit putih berusia 21 tahun dari Columbia, SC Dia masih buron lebih dari 13 jam setelah penembakan Rabu malam.

Gereja Emmanuel AME adalah gereja Afrika Amerika yang sejarahnya bisa dilacak sampai tahun 1816, ketika beberapa gereja memisahkan diri dari gereja Episkopal Methodist di Charleston. Salah satu pendirinya, Denmark Vesey, mencoba mengorganisir pemberontakan budak tahun 1822. Ia tertangkap, dan para pemilik tanah berkulit putih membakar gerejanya sebagai balas dendam. Para jemaat melakukan ibadah diam-diam sampai setelah Perang Saudara. Insiden penembakan ini terjadi sehari sebelum peringatan delapan tahun terjadinya kebakaran di sebuah toko mebel yang menewaskan sembilan petugas pemadam kebakaran. (AFP/washingtonpost.com/CNN)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home