MSF: 70 Ribu Pengungsi Katastrofik di Sudan Selatan, Butuh Bantuan Mendesak
JUBA, SATUHARAPAN.COM – Puluhan ribu penduduk Sudan Selatan yang melarikan diri dari kekerasan di Bor telah tiba di Awerial, di negara bagian Lakes. Ribuan penduduk terus berdatangan setiap hari. MSF menyatakan kondisi hidup mereka berada di ambang katastrofik, penyakit berbiaya tinggi dan komplikasinya dapat membahayakan jiwa. Bantuan medis meningkat dan bantuan kemanusiaan kian mendesak. Demikian siaran pers Médecins Sans Frontières (MSF, Dokter Lintas Batas) pada Selasa (31/12).
Pertikaian hebat antara pasukan pemerintah Sudan dan pemberontak di Bor, ibukota negara bagian Jonglei, terjadi minggu lalu. Akibatnya lebih dari 70 ribu orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, melarikan diri dari kota itu. Mereka berkumpul di sekitar kota Awerial di sisi sungai Nil, sekitar 50 kilometer dari Bor.
“Situasi yang dihadapi perempuan dan anak-anak ini sangat mengkhawatirkan,” kata Aurélie Dupont, koordinator darurat MSF di Awerial.
“Mereka telah melarikan diri dari tempat tinggalnya dan tiba dengan hanya membawa sedikit barang-barang. Tidak ada air bersih, makanan, maupun tempat untuk berteduh dan tidur. Mereka sepenuhnya mengandalkan bantuan penduduk setempat.”
Tim darurat MSF membantu menangani konsultasi dan menyediakan obat-obatan di dua klinik Kementerian Kesehatan yang masih berjalan. Prioritas lain MSF adalah menyediakan air minum yang bersih untuk mencegah kasus diare, vaksinasi anak-anak untuk melindungi mereka dari campak, dan menyediakan perawatan kebidanan untuk perempuan hamil. Kekhawatiran utama lainnya adalah persediaan makanan, ini harus segera ditingkatkan.
Kepala Misi MSF di Sudan Selatan, David Nash, mengatakan, “Potensi munculnya penyakit sangat besar. Namun respons kemanusiaan di negara bagian Lakes masih sangat minim. Kebutuhan air bersih, jamban, dan pengelolaan sampah kini sangat mendesak. Kami sangat membutuhkan organisasi lainnya untuk meningkatkan respons dan menyediakan bantuan mengingat semakin banyak penduduk yang melarikan diri dari kekerasan.”
Tim darurat dikirim untuk memperkuat aktivitas MSF saat ini dan merespons kebutuhan yang ada. Aktivitas medis MSF terus berjalan dengan 12 program di seluruh Sudan Selatan.
MSF telah bekerja di wilayah yang kini menjadi Republik Sudan Selatan sejak 1983. MSF bekerja di delapan negara bagian dan merespons situasi darurat seperti penduduk terlantar dalam skala besar, peningkatan gelombang pengungsi, situasi gizi yang mengkhawatirkan dan wabah penyakit, selain menyediakan layanan kesehatan dasar dan spesialis.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...