MTI Sarankan Pemudik Gunakan Aplikasi Mudik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyarankan pemudik untuk memanfaatkan aplikasi mudik, yang saat ini banyak ditemui karena sangat membantu mereka, antara lain agar tidak terjebak kemacetan.
"Manfaatkan informasi mudik. Melalui aplikasi seperti itu, jika macet misalnya, pemudik bisa memilih jalur lain. Seperti non-tol di Pantura atau Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS)," kata Ketua MTI Moda Darat Djoko Setijowarno di Jakarta, Kamis (7/6).
Menurut dia, mudik kali ini tidak berbeda jauh dibandingkan tahun sebelumnya, namun diharapkan kelancaran arus lalu lintas bisa dijaga. MIsalnya untuk pengguna jalan tol dapat menggunakan Jasa Marga Care (JM Care), untuk memantu arus lalu lintas di jalan tol.
Aplikasi JM Care itu dirilis Jasa Marga pada tahun 2016 yang dapat digunakan pemudik untuk menghindari kemacetan saat puncak arus mudik dan arus balik Lebaran. Pemudik bisa men-download aplikasi JMCare itu melalui Play Strore untuk pemilik gawai jenis android dan App Store, dan pengguna iPhone.
Selain itu, kegunaannya untuk melihat kondisi lalu lintas di ruas jalan Tol Jakarta Cikampek.
Selain melalui aplikasi mudik, Pemerintah juga membuka beberapa tol serta ada layanan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) yang ditingkatkan Pertamina, hingga dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Oleh karena itulah, tambahnya, diharapkan tragedi Brexit seperti dua tahun silam tidak akan terulang kembali.
"Untuk tol, yang penting adalah pengaturan di hulu dan hilir oleh polisi. Kalau terlalu padat, tidak boleh masuk. Keluarnya juga sama. Apalagi sekarang ada tambahan jalur ke selatan. Kalau dulu Pejagan, sekarang tol Adiwarna Tegal juga bisa ke selatan," katanya.
Terkait dukungan Pertamina dalam distribusi BBM, menurut Djoko, juga sangat membantu karena berbagai layanan BUMN itu bisa memudahkan pemudik mendapatkan bahan bakar minyak.
Dia mencontohkan, melalui layanan Motoris Kemasan yang bisa mengantarkan BBM kepada pemudik yang terjebak macet di jalan tol, atau KiosK Pertamax yang menyediakan BBM dalam bentuk kemasan.
"Motoris Kemasan tersebut, sangat membantu. Yang penting pengaturannya, jangan sampai malah menimbulkan kecelakaan. Pengemudinya harus benar-benar diberitahu, jangan menggunakan jalur sembarangan. Motoris Kemasan itu bisa pakai jalur darurat saja," katanya.
Begitu pula dengan KiosK Pertamax, yang menyediakan BBM jenis Pertamax dalam bentuk kemasan 10 liter, menurut Djoko, layanan tersebut tidak hanya mempermudah pemudik memperoleh BBM, namun juga lebih aman.
"Itu lebih baik daripada pengemudi bawa BBM sendiri yang tentu berbahaya. Yang penting, penyediaan tidak hanya di Pantura tetapi juga jalur selatan," katanya.
Dalam mudik kali ini, Pertamina memang menyiapkan berbagai layanan tambahan, selain pengoperasian SPBU layanan lain di Sumatera dan Jawa. Yaitu, 13 unit Serambi Pertamax, 60 unit KiosK Pertamax, 200 unit Motoris Kemasan, 105 unit Kantong BBM, dan 16 unit Mobil Dispenser. (Antaranews.com/ wartakota.tribunnews.com)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...