MUI Jatim Tolak Pekan Kondom Nasional
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menolak program Pekan Kondom Nasional yang digagas Kementerian Kesehatan dan diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) pada 1-7 Desember ini.
"Kami tegas menolak kegiatan pekan kondom nasional di Jatim. Kegiatan ini sama saja melegalkan dan membiarkan seks bebas," ujar Ketua MUI Jatim KH Abdussomad Buchori di Surabaya, Senin (2/12).
Menurut dia, tujuan pencegahan virus HIV/AIDS bukan dengan membagikan kondom-kondom gratis ke masyarakat, karena hal ini justru akan semakin mendorong remaja-remaja melakukan seks bebas.
"Bisa saja masyarakat akan mengartikan amannya sebuah seks bebas karena sudah aman setelah memakai kondom. Inilah nantinya yang dikhawatirkan dan justru AIDS akan berkembang," kata dia.
Seharusnya, kata dia, kegiatan yang dilakukan bersifat mendidik atau edukasi, di antaranya memberikan penyuluhan soal reproduksi dan pendidikan seks bagi masyarakat, bukan malah kampanye penggunaan kondom.
Abdussomad juga mengungkapkan sebagai bentuk pencegahan penularan HIV/AIDS maka yang harus dilakukan adalah membuat peraturan ketat mencegah seks bebas, sebab sumber penyakit HIV/AIDS adalah pergaulan bebas.
"Di Jatim, kami bekerja sama dengan Pemprov terus berusaha menutup lokalisasi. Hingga kini, tercatat sudah sekitar 70 persen lokalisasi ditutup," kata dia.
Sebagai bentuk penolakan, pihaknya membuat surat edaran yang ditujukan pada MUI kabupaten/kota se-Jatim untuk menolak pekan kondom nasional.
Selain itu, pihaknya akan mengirim surat ke instansi terkait penolakan pembagian kondom pada masyarakat.
Sementara itu, Pakar Penyakit Tropik Infeksi HIV/AIDS, dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI mengatakan maraknya seks bebas dan penggunaan obat terlarang, meningkatkan jumlah penderita.
Koordinator Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi (UPIPI) RSU dr Soetomo Surabaya itu juga menyayangkan 90 persen pasien yang terinveksi HIV/AIDS datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan parah, padahal seharusnya bisa lebih baik, asalkan pasien patuh pada dokter.
"Angka kematian karena HIV-AIDS saat ini hanya 20 persen, bukan 100 persen seperti yang dipercaya masyarakat. Karena itu hindari berbagai hal yang berpotensi menyebarkan HIV, seperti seks bebas dan penggunaan obat terlarang," kata dia.
Muslimat Minta Pemerintah Batalkan Pekan Kondom Nasional
Muslimat Nahdlatul Ulama meminta pemerintah membatalkan Pekan Kondom Nasional yang dicanangkan Menteri Kesehatan dan dilaksanakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) serta salah satu produsen kondom.
"Muslimat NU meminta keputusan tersebut segera dicabut," kata Ketua Umum Pucuk Pimpinan Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Senin.
Menurut Khofifah, jika kegiatan itu diteruskan akan menjadi bencana baru bagi negeri yang ber-Pancasila, bertuhan, dan beragama ini.
"Jika ada pembagian kondom di jalan atau di tempat keramaian umum, lalu diterima oleh para remaja, bisa dibayangkan, remaja usia belasan tahun yang punya kecenderungan coba-coba, bisa saja terdorong melakukan seks bebas, setelah mendapat kondom yang dibagi gratis secara terbuka," kata Khofifah.
Karena itu, kata Khofifah, kegiatan itu tidak dapat dibiarkan, dan kebijakan Menteri Kesehatan untuk menggelar acara seperti itu harus ditinjau ulang.
"Menko Kesra dan Presiden RI saya harapkan mencabut Pekan Kondom Nasional," kata Khofifah.
Muslimat NU juga menyatakan pemerintah perlu meminta maaf kepada masyarakat luas karena telah mengambil keputusan yang membahayakan bagi masyarakat luas.
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga menolak kegiatan Pekan Kondom Nasional dan pembagian kondom gratis tersebut.
"Umat Islam jangan terlibat dalam kegiatan tersebut," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Muhammad Sulton Fatoni, Minggu (1/2).
Menurut Sulton, upaya mencegah meluasnya pengidap AIDS merupakan upaya mulia, namun untuk mencegah agar penularan yang salah satunya melalui hubungan seksual itu bukan dengan membagi-bagikan kondom secara gratis yang sangat mungkin disalahgunakan untuk perzinahan.
Karena alasan itulah, tambah Sulton, kegiatan bagi-bagi kondom gratis berpotensi bertentangan dengan ajaran agama.
"Bagi-baginya tidak untuk suami-suami, motifnya jaga-jaga agar nggak kena AIDS. Memfasilitasi itu membantu," katanya. (Ant)
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...