MUI Pernah Keluarkan Fatwa Haram Perkawinan dengan Keluarga PKI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni dan Budaya, KH Cholil Ridwan, mengatakan pada tahun 1957 para ulama berkumpul di Palembang untuk mengeluarkan fatwa haram Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Pada tahun 1957 saya ketahui ada berita, di Palembang ulama berkumpul dan pertemuan ulama se-Indonesia itu mengeluarkan fatwa ideologi komunisme itu haram. Umat Islam yang mengikuti idelogi komunisme murtad, keluar dari Islam,” kata Cholil dalam acara Simposium Nasional "Mengamankan Pancasila dari Ancaman PKI dan Ideologi Sejenis" di Balai Kartini, Jakarta Selatan, hari Rabu (1/6).
Selain itu, kata Cholil, para ulama juga menfatwakan bahwa masuk partai PKI itu haram.
“Haram masuk partai PKI. Jadi partai PKI partai haram yang sudah difatwakan oleh ulama tahun 1957, bahkan fatwa itu juga menyampaikan bahwa perkawinan dengan keluarga PKI haram,” kata dia.
Kemudian, Cholil memohon ideologi Pancasil sebagai dasar negara tidak dibenturkan dengan Islam.
“Saya memohon ideologi Pancasila sebagai dasar negara tidak dibenturkan dengan Islam. Jangan dihadapkan antara Islam dengan Pancasila, Pancasila dan Islam, Islam adalah Pancasila, dan bisa dijelaskan Islam adalah Pancasila yang universal dan Pancasila adalah Islam yang lokal Indonesia, sehingga semuanya menjadi bagian kebersamaan untuk mempertahankan NKRI kita, membimbing generasi yang akan datang dengan ideologi Pancasila dengan identik Islam,” katanya.
“Dalam Islam ada kalimat, sesungguhnya hidup itu adalah akidah dan jihad. Akidah adalah ideologi. Ideologi adalah akidah ciptaan manusia, akidah adalah ideologi ciptaan tuhan SWT, maka jihad artinya perang, perang sebenarnya perang ideologi, tidak mungkin sampai kiamat ideologi Islam tidak perang dengan ideologi komunis,” dia menambahkan.
Selain itu, kata Cholil, pemerintah dan masyarakat Indonesia tidak boleh meminta maaf kepada PKI.
"Kalau ada usulan minta maaf, tiada maaf bagimu PKI. Kalau kau mau bangkit, hanya satu kata: jihad," kata dia.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...