Museum Alkitab Megah Dibangun Dekat Gedung Kongres AS
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Museum Alkitab megah dengan arsitektur unik kini tengah mendekati tahap akhir pembangunannya di Washington. Museum yang berlokasi di dekat Capitol Hill, yang merupakan gedung kongres AS, diharapkan mulai beroperasi November nanti.
(Foto: museumofthebible.org)
Pembangunan museum ini dimulai dua tahun lalu. Menempati lahan seluas 430.000 kaki persegi, bangunannya memiliki arsitektur unik dengan banyak fitur. Misalnya, museum ini nantinya akan memiliki pintu perunggu 40 kaki. Lalu ada sebuah taman di puncak gedungnya yang berlantai delapan.
Museum ini didedikasikan untuk menyajikan sejarah, narasi, dan pengaruh Alkitab. Pembagian fungsi-fungsi lantainya, antara lain sebagai berikut: lantai satu diperuntukkan untuk pameran-pameran temporer disamping dialokasikan untuk dua outlet The World’s Most Renowned Libraries (TBA). Di lantai ini juga akan ada area anak-anak dan toko cinderamata.
Lantai dua diperuntukkan untuk laboratorium riset dan perpustakaan, serta museum dengan tema pengaruh Alkitab.
Lantai tiga diperuntukkan untuk menggambarkan narasi Alkitab dan desa Nasaret sedangkan lantai empat untuk sejarah Alkitab.
(Foto: museumofthebible.org)
Lantai lima merupakan area pameran menetap, disamping dialokasikan untuk dua TBA, juga teater dengan 500 tempat duduk, ruang kuliah berkapasitas 100 tempat duduk, ruangan-ruangan kelas dan kantor. Sedangkan lantai enam merupakan ruangan pertemuan, taman Alkitab dan restoran. Belum ada keterangan lengkap penggunaan lantai tujuh dan lantai delapan.
Museum yang nantinya dikelola sebagai organisasi nirlaba, dibangun dengan investasi senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,5 triliun. Seluruh bagian di dalam museum dikhususkan untuk tema "Bible in America", yang mencakup replika Liberty Bell berukuran 3.300 pon, barang pameran pertama yang dipasang di gedung ini.
Di antara pengalaman-pengalaman menarik yang akan ditawarkan, khususnya bagi anak-anak, adalah terkait dengan tema keberanian mempertahankan kebenaran. Di salah satu arena museum, nantinya anak-anak akan ditunjukkan kisah-kisah tokoh Alkitab yang berjuang mempertahankan keyakinan kendati menghadapi perlawanan.
Pembangunan museum telah melibatkan ratusan pekerja konstruksi dan teknisi selama berbulan-bulan. Dan nantinya ia akan dioperasikan sekitar 68 orang, baik yang penuh waktu maupun yang paruh waktu.
"Museum Alkitab menawarkan lingkungan kerja yang sangat menantang namun sangat berarti dimana setiap orang di jajaran staf bersatu di balik misi unik dan global," demikian penjelasan lembaga yang mengelola museum ini.
Editor : Eben E. Siadari
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...