Museum Belanda Akan Kembalikan Ratusan Benda Kuno ke Indonesia dan Sri Lanka
DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM-Dua museum Belanda menyerahkan ratusan artefak budaya kembali ke Indonesia dan Sri Lanka, mulai dari meriam berdekorasi mewah hingga logam mulia dan perhiasan, yang diambil, seringkali dengan paksa, di era kolonial.
Pemerintah mengumumkan rencana pengembalian 478 "benda budaya" pada hari Kamis (6/7). Beberapa negara Barat mengembalikan artefak yang dijarah dan benda-benda lain sebagai bagian dari perhitungan sejarah kolonial mereka yang seringkali brutal.
Sebuah museum Berlin mengumumkan pada bulan Januari bahwa mereka siap mengembalikan ratusan tengkorak manusia dari bekas jajahan Jerman di Afrika Timur.
Pada tahun 2021, Prancis mengatakan akan mengembalikan patung, singgasana kerajaan, dan altar suci yang diambil dari negara Benin di Afrika Barat. Dan tahun lalu, Belgia mengembalikan gigi berlapis emas milik pahlawan kemerdekaan Kongo yang terbunuh, Patrice Lumumba.
“Ini momen bersejarah. Baru pertama kali, atas saran Komite Penasihat Pengembalian Benda Budaya dari Konteks Kolonial, kami mengembalikan benda yang seharusnya tidak pernah ada di Belanda,” kata Sekretaris Negara Bidang Kebudayaan dan Media, Gunay Uslu.
Komite tersebut dibentuk pada tahun 2022 untuk menilai permintaan negara-negara untuk mengembalikan artefak di museum negara. Ini sedang mempertimbangkan lebih banyak permintaan restitusi dari Indonesia, Sri Lanka dan Nigeria.
Salah satu yang menarik dari barang rampasan yang dikembalikan ke Sri Lanka adalah Cannon of Kandy, senjata seremonial yang terbuat dari perunggu, perak dan emas, dan bertatahkan batu rubi. Laras itu dihiasi dengan simbol Raja Kandy: matahari, setengah bulan, dan singa Sinhala.
Meriam itu telah menjadi koleksi Rijksmuseum, museum seni dan sejarah nasional, sejak 1800. Menurut museum, meriam itu dijarah oleh pasukan Perusahaan Hindia Timur Belanda selama pengepungan dan penjarahan Kandy pada 1765.
Direktur museum, Taco Dibbits, menyebut keputusan untuk mengembalikan meriam dan lima benda lainnya sebagai "langkah positif bekerja sama dengan Sri Lanka."
Sebuah upacara direncanakan pada 10 Juli untuk secara resmi menyerahkan artefak yang dijarah ke Indonesia di Museum Volkenkunde di Leiden, termasuk koleksi permata yang dikenal sebagai Harta Karun Lombok yang dijarah dari pulau Lombok. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...