Museum Polandia Auschwitz Larang Pokemon Go
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM - Museum Auschwitz menyatakan, pada Rabu (13/7), pihaknya meminta pembuat game populer Pokemon Go memblokir para pemain di bekas kamp kematian Nazi tersebut, untuk menghormati orang yang sudah meninggal.
Game seluler itu, yang meliputi pengumpulan 250 kartun Pokemon dengan bergerak dalam kehidupan nyata, menjadi fenomena global sejak muncul pada 5 Juli. Pokemon Go itu, seperti dikutip dari Kompas.com, merupakan game gratis untuk Android dan iOS, mengizinkan pemainnya untuk menangkap Pokemon yang tersembunyi di berbagai lokasi dunia nyata.
Di dalam game sendiri, pihak pengembang game menyediakan beberapa item yang bisa dibeli dengan uang nyata. Tujuan dari item berbayar (in app purchase), salah satunya adalah untuk mempercepat pengembangan Pokemon yang dimiliki pemain.
Museum di Polandia selatan tersebut mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada studio Niantic Labs, yang mengembangkan Pokemon Go, untuk menghapus Auschwitz dari kemungkinan lokasi aplikasi itu.
“Menurut kami kegiatan semacam itu tidak pantas. Di sini ratusan ribu orang menderita: orang Yahudi, Polandia, Roma, Rusia dan individu dari berbagai negara lainnya,” kata juru bicara museum Pawel Sawicki kepada AFP.
“Secara umum, kami ingin meningkatkan kesadaran di kalangan developer game, terkait penghormatan terhadap kenangan korban di kamp kematian terbesar Nazi saat Perang Dunia II ini,” katanya.
Total satu juta orang Yahudi Eropa tewas di kamp yang didirikan Nazi Jerman di wilayah pendudukan Polandia pada 1940-1945.
Lebih dari 100.000 orang lainnya termasuk tahanan perang Polandia, Roma, Soviet non-Yahudi dan pejuang anti-Nazi juga meninggal di sana, menurut museum itu.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...