Musisi Ethiopia Dibunuh, 50 Orang Tewas dalam Unjuk Rasa
ADDIS ABABA, SATUHARAPAN.COM-Sedikitnya 50 orang tewas di wilayah Oromiya, Ethiopia, dalam protes menyusul penembakan fatal terhadap penyanyi populer, kata seorang juru bicara regional, hari Rabu (1/7).
Musisi Ethiopia, Haacaaluu Hundeessaa, ditembak mati pada hari Senin (29/6) malam dalam apa yang dikatakan polisi sebagai pembunuhan yang ditargetkan, menurut Reuters. Protes pecah keesokan paginya di ibu kota dan kota-kota lain di wilayah Oromiya.
Korban tewas termasuk pengunjuk rasa dan anggota pasukan keamanan, kata juru bicara Getachew Balcha. Beberapa tempat bisnis juga dibakar. "Kami tidak siap untuk ini," katanya.
Polisi mengatakan pada hari Selasa (30/6) malam bahwa seorang polisi juga tewas di Addis Ababa, dan tiga ledakan telah menewaskan dan melukai sejumlah orang yang tidak disebutkan.
Lagu-lagu Haacaaluu menjadi soundtrack bagi generasi muda yang berunjuk rasa. Mereka berdemonstrasi di jalanan selama tiga tahun terakhir yang memuncak dengan pengunduran diri perdana menteri sebelumnya, Haelamariam Desalegn. Dan itu awal era baru dengan kebebasan politik yang lebih besar di negara Afrika utara itu.
Pemakaman pria 34 tahun itu dijadwalkan berlangsung pada hari Kamis (2/7). Lagu-lagu Haachaaluu sering fokus pada hak-hak kelompok etnis Oromo di negara itu dan menjadi lagu wajib dalam gelombang protes yang menyebabkan kejatuhan perdana menteri pada tahun 2018.
Penyanyi itu mengatakan bahwa ia telah menerima ancaman pembunuhan, tetapi tidak jelas siapa yang berada di belakang penembakannya di pinggiran ibu kota, Addis Ababa. Ribuan penggemarnya menuju ke rumah sakit di kota di mana jenazah penyanyi itu diambil pada Senin (19/6) malam.
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...