Musisi Thailand Didakwa karena Bakar Foto Raja
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM-Seorang aktivis anti pemerintah yang dituduh membakar potret Raja Thailand Maha Vajiralongkorn ditangkap pada hari Rabu (3/3), kata polisi. Ini penangkapan terbaru di antara puluhan orang yang didakwa dalam beberapa bulan terakhir karena menghina monarki.
Musisi dan aktivis Chaiamorn "Ammy" Kaewwiboonpan, 32 tahun, ditangkap di Provinsi Ayutthaya di utara Bangkok. Dia dituduh membakar potret tersebut pada hari Minggu (28/2) di depan penjara Bangkok tempat empat aktivis terkemuka ditahan.
Chaiamorn didakwa di bawah hukum lese majeste yang ketat yang mengancam hukuman hingga 15 tahun penjara jika terbukti bersalah menghina monarki, serta pembakaran dan pelanggaran terhadap properti pemerintah.
"Kami memiliki saksi dan bukti forensik," kata kepala polisi Bangkok, Pakapong Pongpetra, pada konferensi pers, menambahkan Chaiamorn bukan satu-satunya orang yang dicurigai terlibat.
Chaiamorn menerima perawatan medis di rumah sakit karena mengalami cedera yang tidak terkait dengan penangkapannya, kata polisi. Pengacaranya, Sasinan Thamnithinan, mengatakan dia akan diberi akses ke Chaiamorn nanti ketika polisi mengambil pernyataan dari kliennya.
Protes Hari Minggu
Protes berbulan-bulan yang dipimpin pemuda terhadap pemerintah Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha yang didukung militer tahun lalu juga melanggar hal tabu tradisional di Thailand, karena dengan keras menyerukan reformasi monarki.
Setidaknya 61 orang kemudian didakwa dengan undang-undang lese majeste, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh kelompok bantuan hukum dan pengacara hak asasi manusia Thailand. Empat dari mereka adalah pemimpin protes terkemuka yang saat ini berada di penjara menunggu persidangan.
Pembakaran potret raja itu terjadi pada hari yang sama, beberapa jam sebelum pengunjuk rasa berbaris di pangkalan militer Bangkok untuk menyerukan kepada raja agar menyerahkan kendali langsung atas unit militer yang dipindahkan kepadanya pada tahun 2019 oleh pemerintah Prayuth, seorang mantan panglima militer.
Polisi menggunakan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa yang dipimpin pemuda untuk pertama kalinya pada hari Minggu, serta gas air mata dan meriam air. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Ditemukan Kuburan Massal di Suriah, Ungkap Mesin Kematian Re...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Seorang jaksa penuntut kejahatan perang internasional mengatakan pada hari...