Muslim AS Galang Dana Perbaiki Kuburan Yahudi
MISSOURI, SATUHARAPAN.COM – Muslim Amerika telah mengumpulkan dana hingga lebih dari USD 91.000 (Rp 1,2 miliar) untuk memperbaiki nisan di pemakaman Yahudi yang dicoret-coret pelaku vandalisme di St. Louis, Missouri, menurut sebuah halaman penggalangan dana secara online, di tengah serangan dan ancaman terhadap institusi Yahudi.
Wakil Presiden AS Mike Pence mengunjungi tempat pemakaman tersebut pada hari Rabu (22/2) dan mengatakan kepada relawan bersih-bersih, pejabat negara dan wartawan bahwa tidak ada tempat di Amerika untuk kebencian, kekerasan, anti-semitisme atau curiga yang tak beralasan.
“Saya harus mengatakan, warga Missouri sangat menginspirasi negeri ini dengan cinta dan kepedulian Anda terhadap tempat ini, untuk komunitas Yahudi di Missouri dan saya sangat berterima kasih,” kata Pence.
Sekitar 170 nisan tua Chesed Shel Emeth Society ini digulingkan dan rusak, menurut petugas pemakaman.
Beberapa kelompok Yahudi menggambarkan aksi vandalisme dan ancaman ini sebagai bukti terbaru bahwa kelompok-kelompok anti-semit telah berani sejak terpilihnya Donald trump sebagai Presiden AS. Kampanyenya tahun lalu berhasil menarik dukungan dari nasionalis kulit putih dan kelompok sayap kanan, meskipun akhirnya mereka juga mengingkari Trump.
“Muslim Amerika mendukung solidaritas dengan komunitas Yahudi-Amerika untuk mengutuk penodaan yang mengerikan tersebut,” kata salah satu penggalang dana di lama web mereka.
Lebih dari 3000 orang mendonasikan uangnya dan sudah terkumpul sebesar USD 91.583 (Rp 1,2 miliar) hingga hari Rabu (22/2) sore. Petugas pemakaman menolak berkomentar atas penggalangan dana tersebut.
Pusat Komunitas Yahudi yang tersebar di AS melaporkan lonjakan ancaman bom, namun sejauh ini tidak ada yang terbukti atau hoax.
Pada hari Rabu (22/2) Liga Anti-Fitnah, sebuah kelompok advokasi Yahudi, mengatakan kantor mereka di New York menerima ancaman bom dari orang yang tak dikenal namun kemudian ancaman tersebut tidak terjadi.
Gubernur New York, Andrew Cuomo meminta kepada polisi untuk menyelidiki dan bekerja sama dengan penegak hukum negara bagian tersebut. Dalam pernyataannya, Cuomo mengatakan ancaman tersebut saat ini merupakan krisis nasional karena aturan mereka.
Trump mengecam ancaman anti-semit untuk pertama kalinya pada hari Selasa (21/2) setelah beberapa kali menolak untuk melakukannya ketika diminta oleh wartawan. Beberapa organisasi Yahudi mengkritisi pendekatannya tersebut.
Panggalangan dana pertama kali dilakukan oleh Linda Sarsour, seorang aktivis politik liberal dan Tarek El-Messidi, pendiri Celebrate Mercy, sebuah organisasi nirlaba yang mengajarkan tentang Muhammad, nabi agama Islam.
Sarsour adalah pendukung Senator Amerika Bernie Sanders dalam upayanya untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat dan merupakan salah satu penyelenggara Women’s March pada 21 Januari lalu, sehari setelah pelantikan Trump. (telegraph.co.uk)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...