Muslim di Marawi Lindungi Umat Kristen dari Kejaran ISIS
MARAWI, SATUHARAPAN.COM - Umat Muslim di Marawi, Filipina, melindungi umat Kristen yang menjadi minoritas di kota itu dari kejaran kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan ISIS, yang secara intensif tengah bertempur dengan pasukan pemerintah.
Dilaporkan, Muslim di Marawi membantu setidaknya 39 orang Kristen melarikan diri dari kota itu di tengah tembak-menembak yang intensif.
Direktur Polisi di Provinsi Lanao del Sur, mengatakan orang-orang Kristen telah terjebak dan bersembunyi di rumah-rumah selama 36 jam, berbaring telentang sehingga anggota kelompok Maute di daerah tersebut tidak melihatnya. Mereka dibantu oleh dua sesepuh Muslim, yang memberi mereka tempat untuk disembunyikan, PhilStar melaporkan.
Sebanyak 39 orang Kristen kemudian diselamatkan oleh sebuah tim yang diprakarsai oleh Salma Jayne Tamano, pejabat informasi provinsi, dan kerabatnya, yang semuanya adalah Muslim.
Menurut Myrna Jocelyn Henry dari Humanitarian Emergency Assistance and Response Team (HEART) dari Daerah Otonom Muslim Mindanao, penduduk Marawi Muslim telah membantu lebih dari 100 orang Kristen pindah ke tempat yang aman.
"Pemerintah Mindanao berterimakasih kepada warga Muslim Marawi karena membantu menyelamatkan nyawa orang-orang non-Muslim," kata Henry, menurut PhilStar.
Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi dari 42 orang Kristen yang diselamatkan oleh seorang jaksa negara Muslim dari sebuah sekolah yang oleh para militan dibakar Jumat lalu. Jaksa negara bagian dilaporkan memberi mereka perlindungan di sebuah gedung dan membantu mereka melarikan diri beberapa saat, kata Henry.
Sejak Jumat, lebih dari 100 orang, termasuk warga sipil, tewas karena pertempuran pasukan pemerintah dan kelompok Maute. Jumlah korban tewas terus meningkat saat ditemukan lebih banyak jenazah.
Pada Sabtu malam, jenazah wanita dan anak-anak, delapan di antaranya, ditemukan sekitar 300 meter dari Universitas Negeri Mindanao.
Pada hari Minggu, pihak berwenang menemukan jenazah delapan orang yang dilempar ke selokan. Tangan mereka diikat, dan di sampingnya ada kardus dengan kata "munafiq," menurut GMA News.
Orang-orang itu adalah pekerja di toko roti lokal yang tertangkap sedang mencoba melarikan diri ke kota terdekat, dua saksi mengatakan kepada ABS-CBN. Para militan dilaporkan memisahkan mereka dari kelompok yang mereka identifikasikan sebagai orang Kristen.
Pertarungan antara militer dan kelompok Maute meletus pada hari Jumat ketika militer melakukan "operasi pembedahan" terhadap pemimpin kelompok Jihadis Isnilon Hapilon, yang terdaftar oleh FBI di antara teroris yang paling dicari di dunia.
Para tentara menerima informasi bahwa Hapilon bersembunyi di sebuah apartemen yang dilindungi oleh anggota kelompok Maute. Ketika mereka melanjutkan operasinya, mereka menemukan kelompok inti Maute juga berada di apartemen.
Saat warga Marawi terus melarikan diri dari kota yang dilanda perang tersebut, kota tetangga mereka, Iligan City, mendeklarasikan sebuah penutupan sementara dari pukul 12 malam sampai pukul 3 pagi. Ini untuk mencegah militan memasuki kota, karena ada laporan bahwa beberapa dari mereka telah berpura-pura menjadi pengungsi dalam usaha untuk masuk.
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...